Proyeksi Ekonomi Indonesia Direvisi Turun: Tantangan Daya Beli dan Industri Jadi Sorotan

Beberapa lembaga keuangan internasional merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026. Revisi ini didorong oleh kekhawatiran terhadap melemahnya daya beli masyarakat dan performa sektor industri yang belum optimal.

Bank Dunia, dalam laporan terbarunya, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7 persen untuk tahun 2025 dan 4,8 persen untuk tahun 2026. Angka ini lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada awal tahun. Sementara itu, OECD juga melakukan penyesuaian serupa, dengan proyeksi yang sama dengan Bank Dunia. IMF juga turut merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen untuk tahun 2025 dan 2026.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyoroti bahwa arah kebijakan ekonomi pemerintah saat ini cenderung merupakan kelanjutan dari periode sebelumnya. Menurutnya, fokus masih tertuju pada program-program jangka panjang seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, hilirisasi industri, dan pembangunan infrastruktur. Meskipun program-program ini penting, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dinilai terbatas.

Tantangan Sektor Industri

Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah performa sektor industri. Data Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia menunjukkan adanya kontraksi pada sektor manufaktur. Pada April 2025, PMI tercatat sebesar 46,7, dan sedikit meningkat menjadi 47,4 pada Mei 2025. Angka-angka ini masih di bawah ambang batas 50 yang menandakan kontraksi. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor industri belum menunjukkan tanda-tanda ekspansi produksi yang signifikan.

Nailul Huda menjelaskan bahwa kondisi ini dapat menyebabkan penurunan utilitas industri seiring dengan melemahnya permintaan, baik dari pasar domestik maupun internasional. Sektor tekstil dan produk tekstil menjadi salah satu yang paling rentan, dengan potensi penurunan tingkat utilisasi di bawah 50 persen. Kondisi ini dapat memicu pengurangan tenaga kerja yang signifikan.

Daftar tantangan yang dihadapi:

  • Melemahnya daya beli masyarakat
  • Kinerja sektor industri yang belum optimal
  • Kontraksi pada sektor manufaktur
  • Penurunan utilitas industri

Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah untuk mencari solusi yang tepat dan efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.