Candi Bojongemas: Saksi Bisu Peradaban Sunda yang Terlupakan di Tepi Citarum
Di Kampung Bojongemas, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, tersembunyi sebuah fragmen sejarah yang luput dari perhatian: Candi Bojongemas. Berbeda dengan kemegahan Candi Prambanan atau Borobudur, candi ini hadir dalam wujud tumpukan batuan yang berserakan di tepi jalan inspeksi Sungai Citarum. Kondisinya kini memprihatinkan, terabaikan, dan nyaris tak dikenali sebagai warisan peradaban.
Bagi mereka yang tak mengenal sejarahnya, Candi Bojongemas mungkin hanya terlihat seperti onggokan batu biasa. Letaknya pun terpencil, di dekat gang sempit menuju permukiman warga, dengan sempadan sungai yang ditumbuhi tanaman liar. Padahal, di balik kesederhanaannya, candi ini menyimpan jejak peradaban Kandaan, sebuah kepercayaan yang pernah dianut mayoritas masyarakat Sunda.
Sejarah mencatat, Candi Bojongemas dulunya adalah pasaduan, tempat suci yang disakralkan oleh penganut ajaran Kandaan. Rajaresiguru Manikmaya, seorang Waisnawa (pengikut Syiwa), adalah tokoh sentral dalam ajaran ini. Bukti keberadaan peradaban tersebut terungkap dengan ditemukannya arca Durga Nahesasuramardini, yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai Arca Putri. Arca ini kini tersimpan di Museum Nasional Jakarta.
Menurut catatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat tahun 2011, Candi Bojongemas ditemukan di Kampung Sukapada, Kelurahan Bojongemas, di tepi barat Sungai Citarum Lama. Akibat pelurusan sungai, batu-batu candi dipindahkan. Bagian candi yang tersisa kini hanyalah pipi tangga, ambang pintu, dan balok-balok batu yang diduga merupakan bagian tubuh candi.
Seorang warga bernama Herman (50) mengungkapkan bahwa lokasi awal candi berada di tengah Sungai Citarum. Candi tersebut dipindahkan saat dilakukan normalisasi sungai. Menurutnya, bentuk asli candi menyerupai kolam ikan dengan sumber air di tengahnya. Di dalam kolam tersebut terdapat bangunan candi dan ikan paray. Beberapa batuan, termasuk yang berbentuk lisung dan halu (alat penumbuk padi), telah dibawa ke museum.
Kondisi Candi Bojongemas saat ini sangat kontras dengan masa lalunya yang gemilang. Pagar bambu yang dulu melindunginya telah hilang. Papan informasi candi berkarat dan nyaris tak terbaca, hanya menyisakan logo Pemerintah Kabupaten Bandung. Tak ada juru kunci yang menjaga dan merawat candi ini.
Ujang (40), seorang petani setempat, menyayangkan kondisi candi yang terbengkalai. Ia berharap candi ini dapat dijaga dan dilestarikan agar generasi mendatang dapat mengenal warisan sejarah ini. Beberapa warga bahkan menyarankan agar candi dipagari besi agar aman dari kerusakan.
Candi Bojongemas adalah pengingat akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan sejarah. Situs ini bukan hanya sekadar tumpukan batu, tetapi juga saksi bisu peradaban Sunda yang pernah berjaya di masa lalu. Perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menghidupkan kembali Candi Bojongemas, agar sejarahnya tidak terlupakan oleh zaman.
Daftar Temuan Arkeologi
- Arca Durga Nahesasuramardini
- Pipi Tangga
- Ambang Pintu
- Balok-balok batu
- Lisung
- Halu