Aparat Gabungan Bongkar Sindikat Pengoplos Gas Subsidi di Cileungsi, Pelaku Gunakan Anjing Sebagai 'Alarm'
Aparat gabungan dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) dan Kepolisian Sektor (Polsek) Cileungsi berhasil mengungkap praktik ilegal pengoplosan gas subsidi di wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor. Operasi penggerebekan dilakukan di tiga lokasi berbeda di Desa Cileungsi Kidul, Kecamatan Cileungsi, pada Selasa (10/6).
Penggerebekan ini merupakan respons terhadap maraknya laporan masyarakat mengenai praktik curang yang merugikan negara dan masyarakat kecil. Modus operandi sindikat ini adalah memindahkan isi dari tabung gas subsidi 3 kilogram ke tabung gas 12 kilogram yang dijual dengan harga lebih tinggi.
"Total ada tiga lokasi yang kita gerebek. Satu lokasi langsung ditangani oleh tim dari Mabes Polri, sementara dua lokasi lainnya ditangani oleh Polsek Cileungsi," ujar Kompol Edison, Kapolsek Cileungsi, Rabu (11/6).
Sayangnya, dalam penggerebekan tersebut, petugas tidak berhasil mengamankan satu pun pelaku. Diduga, para pelaku telah mengetahui kedatangan petugas dan melarikan diri sebelum penggerebekan dimulai. Meski demikian, petugas berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yang mengindikasikan praktik pengoplosan gas.
"Saat tim tiba di lokasi, rumah kontrakan yang dijadikan tempat pengoplosan sudah kosong. Pelaku berhasil melarikan diri melalui pintu belakang," jelas Kompol Edison.
Barang Bukti yang Diamankan
Dari ketiga lokasi penggerebekan, petugas berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain:
- Ratusan tabung gas ukuran 12 kilogram (isi dan kosong)
- Ratusan tabung gas ukuran 3 kilogram (isi dan kosong)
- Alat timbang digital portable
- Alat timbang digital gantung
- Alat suntik yang digunakan untuk memindahkan isi gas
Modus Operandi dan Peran Anjing Penjaga
Dalam keterangannya, Kompol Edison mengungkapkan bahwa sindikat pengoplos gas ini tergolong licik dan menggunakan berbagai cara untuk menghindari penangkapan. Salah satu modus yang digunakan adalah dengan memelihara anjing di sekitar lokasi pengoplosan.
"Para pelaku memelihara sekitar enam ekor anjing di sekitar gudang atau areal pengoplosan. Anjing-anjing ini berfungsi sebagai 'alarm' yang akan menggonggong jika ada orang asing yang mendekat. Gonggongan anjing ini akan memberikan sinyal kepada pelaku untuk segera melarikan diri," ungkap Kompol Edison.
Kasus ini masih dalam pengembangan lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Pihak kepolisian berjanji akan terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku dan mengungkap jaringan pengoplosan gas subsidi ini hingga tuntas.