SPMB di Bangkalan Gratis: Cabdindik Jamin Tak Ada Pungutan Biaya
Bangkalan, Jawa Timur - Proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat SMA/SMK di wilayah Bangkalan dipastikan bebas biaya. Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Provinsi Jawa Timur Wilayah Bangkalan menegaskan bahwa seluruh tahapan penerimaan siswa baru ini tidak akan membebani orang tua dengan pungutan apapun.
Moh. Fauzi, Kasi Pendidikan Menengah Atas (PMA) dan Pendidikan Khusus serta Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Cabdindik Bangkalan, menjelaskan bahwa SPMB tahun ini terdiri dari empat tahap penting, termasuk tiga kali proses daftar ulang. Tahapan tersebut meliputi:
- Tahap Pertama: Jalur afirmasi, mutasi orang tua, dan prestasi lomba.
- Tahap Kedua: Jalur prestasi akademik.
- Tahap Ketiga: Jalur domisili.
- Tahap Keempat: Daftar ulang untuk pemenuhan kuota.
"Dalam sistem SPMB, terdapat proses daftar ulang di setiap tahapannya. Total ada empat tahap, dan setelah setiap tahap selesai, ada waktu untuk daftar ulang. Semuanya gratis tanpa dipungut biaya," ujar Fauzi.
Lebih lanjut, Fauzi menjelaskan bahwa biaya operasional SPMB telah dialokasikan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masing-masing sekolah. Hal ini memastikan bahwa siswa yang mendaftar tidak akan dibebani dengan biaya tambahan selama proses penerimaan.
Perihal seragam, Fauzi menjelaskan bahwa pembelian seragam dan atribut sekolah menjadi kewajiban siswa yang telah diterima, namun hal ini berada di luar sistem SPMB. Ia pun menekankan bahwa siswa tidak diwajibkan untuk membeli seragam di sekolah, kecuali seragam khas dan olahraga yang khusus disediakan oleh pihak sekolah. Pihaknya memberikan keleluasaan kepada orang tua untuk membeli seragam di luar sekolah.
"Untuk seragam, tidak ada kewajiban untuk membeli di sekolah. Yang wajib dibeli di sekolah hanya seragam khas dan olahraga saja," tegasnya.
Menanggapi hal ini, Ningrum (36), seorang wali murid dari Kecamatan Klampis, Bangkalan, menyambut baik kebijakan SPMB gratis ini. Ia berharap pihak sekolah dapat memberikan fleksibilitas kepada orang tua dalam pengadaan seragam, khususnya seragam putih abu-abu, agar dapat dibeli di pasar dengan harga yang lebih terjangkau.
"Seragam khas dan olahraga tidak masalah beli di sekolah. Tapi kalau seragam putih abu-abu, saya lebih memilih untuk membelinya sendiri," pungkasnya.