Lucy Guo, seorang wanita berusia 30 tahun, baru-baru ini mencuri perhatian dunia setelah dinobatkan sebagai miliarder termuda yang sukses membangun bisnisnya sendiri. Dengan kekayaan diperkirakan mencapai 21 triliun rupiah, Guo justru dikenal dengan gaya hidupnya yang sederhana dan hemat.

Guo mengungkapkan bahwa lemari pakaiannya didominasi oleh pakaian gratis atau produk fast fashion yang terjangkau. Ia bahkan masih setia mengendarai Honda Civic dan memilih penerbangan komersial daripada jet pribadi. Prinsipnya sederhana: ia tidak ingin membuang-buang uang untuk hal-hal yang dianggapnya tidak perlu.

Kisah sukses Guo dimulai ketika ia mendirikan Scale AI pada tahun 2016. Meskipun sempat dipecat dua tahun kemudian akibat perselisihan dengan CEO Alexandr Wang, Guo tetap mempertahankan sahamnya di perusahaan tersebut. Keputusan ini terbukti sangat menguntungkan, karena saham itulah yang kemudian mengantarkannya pada gelar miliarder termuda versi Forbes.

Sebelum terjun ke dunia startup, Guo sempat mengenyam pendidikan ilmu komputer di Carnegie Mellon. Namun, ia memutuskan untuk drop out dan magang di Facebook sebelum akhirnya mendirikan Scale AI. Di usia yang masih sangat muda, 21 tahun, Guo telah menunjukkan keberanian dan visi yang luar biasa.

Guo mengaku tidak terlalu peduli dengan merek atau gaya hidup mewah. Baginya, kenyamanan dan fungsionalitas jauh lebih penting daripada sekadar pamer kekayaan. Ia bahkan masih sering memanfaatkan promo beli satu gratis satu di Uber Eats dan tidak keberatan diantar menggunakan Honda Civic tuanya.

Guo berpendapat bahwa orang-orang yang gemar menghabiskan uang untuk barang-barang mewah seringkali merasa tidak aman dan perlu membuktikan kesuksesan mereka kepada orang lain. Ia sendiri merasa tidak perlu melakukan hal itu.

Kisah Lucy Guo ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda, bahwa kesuksesan tidak harus diukur dengan materi. Gaya hidup sederhana dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dapat membawa kebahagiaan dan kepuasan yang lebih besar.