Kemacetan Jakarta: Proyek Galian Jadi Sorotan Utama Pemerintah Provinsi

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah berupaya keras mengatasi permasalahan kemacetan yang semakin kompleks di Ibu Kota. Salah satu fokus utama adalah penertiban dan koordinasi proyek-proyek galian yang dinilai menjadi penyebab utama kemacetan di sejumlah titik.

Gubernur Jakarta, dalam pernyataannya, menyoroti kurangnya koordinasi antar instansi dan kementerian terkait proyek-proyek infrastruktur yang berjalan. Ia menekankan bahwa proyek-proyek yang mangkrak atau tidak aktif, namun masih memakan badan jalan, harus segera ditertibkan. Menurutnya, penyekat atau pembatas proyek yang tidak dilanjutkan justru mempersempit ruang jalan dan memperparah kemacetan.

"Seringkali kemacetan terjadi karena pekerjaan di lapangan. Kami telah mengadakan rapat khusus untuk membahas pekerjaan di sumber daya air, Kementerian PUPR, penggalian kabel, dan lain sebagainya yang mengganggu lalu lintas," ujar Gubernur saat ditemui di Kantor Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Ia menambahkan, solusi kemacetan Jakarta tidak bisa hanya mengandalkan teknologi seperti Intelligent Traffic Control System (ITCS), yang saat ini baru terpasang di sebagian kecil persimpangan. Koordinasi proyek fisik lapangan yang tidak terintegrasi menjadi masalah utama yang harus segera diatasi.

Proyek Bermasalah di Lapangan

Salah satu contoh proyek galian yang menimbulkan dampak signifikan terhadap kemacetan adalah proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zona 1 di Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat. Proyek ini bertujuan membangun sistem jaringan air limbah kota sesuai dengan Perda Nomor 10 Tahun 2024, yang mewajibkan pengolahan air limbah domestik sebelum dibuang ke badan air.

Akibat proyek ini, arus lalu lintas yang semula dua jalur menyempit menjadi satu jalur, menyebabkan kemacetan parah di kawasan tersebut. Meskipun proyek ini bertujuan baik untuk meningkatkan kualitas lingkungan, dampaknya terhadap lalu lintas tidak bisa diabaikan.

Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) menjelaskan bahwa proyek JSDP Zona 1 Paket 5 mencakup pemasangan 143 titik shaft dan jaringan pipa sepanjang 18,4 kilometer, dari Jalan Tambak hingga Jalan Mangga Dua. Khusus di Jalan Cikini Raya, terdapat lima titik pengerjaan, dengan target penyelesaian seluruh proyek pada 16 Desember 2026.

Keluhan Masyarakat Terkait Proyek Gorong-gorong

Selain proyek JSDP, masyarakat juga mengeluhkan kemacetan yang terjadi di Jalan Kapuk Raya, Jakarta Barat, akibat proyek pembangunan gorong-gorong. Proyek ini telah berlangsung selama beberapa pekan dan menyebabkan kemacetan parah, terutama karena Jalan Kapuk Raya merupakan jalan utama tanpa alternatif lain.

"Iya, jadi macet banget, karena ini kan jalan besar, gaada jalan lain," ujar seorang warga bernama Samir. Meskipun warga memahami pentingnya proyek tersebut, dampak kemacetan yang ditimbulkan tetap menjadi masalah yang harus segera diatasi.

Video mengenai kemacetan di Jalan Kapuk Raya bahkan viral di media sosial, menunjukkan situasi lalu lintas yang lumpuh dan pejalan kaki yang kesulitan melintas.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan segera mengambil tindakan nyata untuk menertibkan dan mengkoordinasikan proyek-proyek galian di Jakarta. Koordinasi yang baik antar instansi dan kementerian, serta penertiban proyek yang mangkrak, diharapkan dapat mengurangi dampak kemacetan yang merugikan masyarakat.