Harimau Sumatera di Jambi Menghembuskan Napas Terakhir Setelah Terjerat Sling Baja

Kabar duka menyelimuti dunia konservasi di Jambi. Seekor Harimau Sumatera jantan, yang sebelumnya diselamatkan dari jeratan sling baja di kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Desa Suo-Suo, Kabupaten Tebo, akhirnya menghembuskan napas terakhir di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) milik BKSDA Jambi.

Harimau malang tersebut, yang diperkirakan berusia antara 5 hingga 6 tahun, ditemukan dalam kondisi memprihatinkan dengan luka parah akibat jeratan sling baja yang telah menjebaknya selama 3 hingga 4 hari. Tim BKSDA Jambi segera melakukan evakuasi dan membawa harimau tersebut ke TPS untuk mendapatkan perawatan intensif. Luka jerat yang diderita harimau tersebut sangat dalam, bahkan menembus tulang kaki depan sebelah kiri, menyebabkan terhentinya aliran darah ke bagian bawah kaki dan jari-jari.

Upaya maksimal telah dilakukan oleh tim medis BKSDA Jambi selama 28 hari untuk menyelamatkan nyawa harimau tersebut. Berbagai tindakan medis, termasuk penyesuaian fasilitas kandang perawatan, telah diupayakan. Namun, kondisi harimau terus memburuk. Diduga harimau tersebut terinfeksi virus panleukopenia. Virus ini memperparah kondisi harimau yang semakin melemah akibat luka parah. Sebelum kematiannya, harimau tersebut menunjukkan gejala muntah dan diare berdarah, serta kehilangan nafsu makan.

Kepala Balai KSDA Jambi, Agung Nugroho, menyampaikan bahwa timnya telah berupaya sekuat tenaga untuk menyelamatkan satwa dilindungi tersebut. Namun, luka jerat yang teramat parah membuat upaya penyelamatan menjadi sia-sia.

Kematian harimau sumatera ini menjadi pengingat akan ancaman serius terhadap kelangsungan hidup satwa liar akibat perburuan ilegal dan pemasangan jerat. Peristiwa ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian habitat harimau sumatera dan mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang.