Antisipasi Kecelakaan Akibat Pecah Ban: Tips Mengemudi Aman dari Ahli

Kecelakaan tunggal yang disebabkan oleh pecah ban kembali terjadi, kali ini di ruas tol Tangerang-Merak, tepatnya di KM 50, Serang, Banten. Insiden tragis ini menyoroti pentingnya pengetahuan dan tindakan yang tepat saat menghadapi situasi darurat seperti pecah ban saat berkendara.

Peristiwa bermula ketika sebuah kendaraan Toyota Kijang Pikap melaju dari arah Jakarta menuju Merak. Nahas, ban kiri belakang kendaraan tersebut pecah di lajur tiga. Akibatnya, pengemudi kehilangan kendali dan mobil oleng ke kanan. Pengemudi terlempar keluar dari kendaraan yang mengangkut gypsum dan ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di tengah jalan tol. Kecelakaan ini menyebabkan pengemudi meninggal dunia, sementara seorang penumpang mengalami luka-luka.

Mempelajari insiden ini, seorang ahli keselamatan berkendara, Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre, memberikan panduan penting tentang cara mengatasi pecah ban dengan aman. Kunci utama, menurut Marcell, adalah tidak panik. Reaksi panik seringkali berujung pada tindakan yang justru memperburuk situasi. Salah satu kesalahan umum yang harus dihindari adalah menginjak rem secara mendadak.

"Pengemudi tidak boleh langsung mengerem. Saat kita mengerem, traksi pada ban yang pecah akan semakin besar, menyebabkan mobil semakin sulit dikendalikan," jelas Marcell.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan? Marcell menyarankan untuk tetap tenang dan memegang kemudi dengan erat. Usahakan untuk menjaga arah kendaraan tetap lurus. Langkah selanjutnya adalah mengurangi kecepatan secara bertahap dengan cara melepas pedal gas dan memanfaatkan engine brake. Engine brake dapat dilakukan dengan menurunkan gigi secara perlahan.

Rem hanya boleh diinjak setelah kecepatan kendaraan benar-benar sudah berkurang signifikan. Jika kecepatan masih tinggi atau menengah, hindari menginjak rem sama sekali.

Berikut langkah-langkah yang disarankan:

  • Pertahankan kendali: Genggam kemudi dengan kuat dan usahakan agar kendaraan tetap melaju lurus.
  • Kurangi kecepatan secara bertahap: Lepaskan pedal gas dan manfaatkan engine brake dengan menurunkan gigi secara perlahan.
  • Injak rem perlahan: Setelah kecepatan berkurang drastis (di bawah 10 km/jam), injak rem secara bertahap untuk menghentikan kendaraan.
  • Menepi dengan aman: Setelah berhenti, nyalakan lampu hazard dan berikan tanda peringatan lain seperti segitiga pengaman.

Selain itu, Marcell menekankan pentingnya perawatan ban secara berkala. Salah satu penyebab umum pecah ban adalah tekanan angin yang kurang. Oleh karena itu, pemilik kendaraan diimbau untuk selalu memeriksa dan menjaga tekanan angin ban sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Penggunaan nitrogen juga disarankan karena memiliki keunggulan dalam menjaga stabilitas tekanan ban.

Dengan memahami penyebab pecah ban dan mengetahui langkah-langkah yang tepat saat menghadapinya, diharapkan pengemudi dapat meningkatkan keselamatan berkendara dan menghindari potensi kecelakaan yang fatal.