RSUD Doris Sylvanus Berjuang Atasi Defisit Anggaran dan Tingkatkan Kualitas Pelayanan

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, tengah berupaya keras untuk mengatasi permasalahan keuangan yang membelitnya. Defisit anggaran yang mencapai puluhan miliar rupiah menjadi tantangan utama dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan memenuhi kebutuhan operasional rumah sakit.

RSUD Doris Sylvanus saat ini masih memiliki tanggungan utang sebesar Rp 47 miliar. Jumlah ini merupakan sisa dari total utang awal yang mencapai Rp 120 miliar. Pihak rumah sakit telah berupaya melunasi sebagian besar utang tersebut, yakni sekitar Rp 73 miliar, yang berasal dari pendapatan rumah sakit sendiri. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memberikan dukungan penuh kepada RSUD Doris Sylvanus untuk segera menyelesaikan permasalahan keuangan ini. Gubernur Kalimantan Tengah memberikan dorongan agar rumah sakit milik pemerintah provinsi tersebut meningkatkan kinerja dan pelayanan.

Salah satu dampak dari masalah keuangan ini adalah keterlambatan dalam pengadaan obat-obatan dan pembayaran honorarium tenaga kesehatan. Namun, pihak rumah sakit membantah isu yang beredar mengenai keterlambatan pembayaran honor selama tujuh bulan. RSUD Doris Sylvanus mengakui adanya keterlambatan pembayaran honor tenaga kesehatan, namun hal ini disebabkan oleh proses perhitungan jasa yang masih dilakukan secara manual dan belum optimalnya digitalisasi sistem kepegawaian. Saat ini, pihak rumah sakit sedang berupaya untuk mempercepat proses pembayaran honor dan memastikan hak-hak tenaga kesehatan terpenuhi.

Selain masalah keuangan, RSUD Doris Sylvanus juga menghadapi tantangan lain, yaitu tingginya jumlah pasien yang dilayani setiap hari. Rumah sakit ini melayani hingga 1.000 pasien per hari, yang mengakibatkan antrean panjang dan potensi keluhan dari masyarakat. Pihak rumah sakit terus melakukan evaluasi terhadap setiap keluhan dan berupaya untuk meningkatkan efisiensi pelayanan.

Manajemen RSUD Doris Sylvanus mengakui bahwa salah satu penyebab utama timbulnya utang adalah pengelolaan keuangan yang kurang tepat di masa lalu. Belanja rumah sakit yang melebihi pendapatan, termasuk untuk pengadaan obat dan pembangunan gedung, serta penggunaan pendapatan operasional untuk pembangunan fisik menjadi faktor pemicu terjadinya defisit anggaran. Pihak rumah sakit berkomitmen untuk memperbaiki sistem pengelolaan keuangan dan memastikan bahwa setiap pengeluaran dilakukan secara efisien dan transparan.

RSUD Doris Sylvanus menargetkan untuk melunasi seluruh utang pada akhir tahun 2025. Pihak rumah sakit juga berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki sistem antrean, menambah fasilitas, dan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan. Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan komitmen dari seluruh staf rumah sakit, RSUD Doris Sylvanus optimis dapat mengatasi permasalahan keuangan dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Kalimantan Tengah.

Berikut adalah daftar upaya perbaikan pelayanan yang telah dan akan dilakukan:

  • Optimalisasi Digitalisasi: Mempercepat digitalisasi sistem kepegawaian dan keuangan untuk mempercepat proses pembayaran honor dan meningkatkan efisiensi pengelolaan anggaran.
  • Evaluasi dan Perbaikan Sistem Antrean: Melakukan evaluasi terhadap sistem antrean untuk mengurangi waktu tunggu pasien dan meningkatkan kepuasan pasien.
  • Peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan: Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan dan pengembangan profesional untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
  • Pengelolaan Keuangan yang Efisien: Menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan transparan untuk menghindari defisit anggaran di masa depan.
  • Penambahan Fasilitas: Secara bertahap menambah fasilitas dan peralatan medis untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan.