Elon Musk Sesalkan Komentar Pedas Terhadap Donald Trump, Saham Tesla Bergejolak Positif

Musk Sampaikan Penyesalan Atas Kritik Tajam Terhadap Trump

Elon Musk, CEO dari perusahaan teknologi terkemuka Tesla dan SpaceX, baru-baru ini menyampaikan penyesalannya atas serangkaian komentar pedas yang ditujukan kepada mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pengakuan ini muncul setelah kedua tokoh publik tersebut terlibat dalam perseteruan yang cukup sengit di media sosial, yang mencuri perhatian banyak pihak.

Melalui platform X, Musk mengakui bahwa beberapa cuitannya terhadap Trump telah melampaui batas. "Saya menyesal atas beberapa unggahan saya tentang Presiden @realDonaldTrump minggu lalu. Itu sudah kelewatan," tulis Musk, yang dengan cepat memicu reaksi beragam dari para pengikutnya dan pengamat politik.

Reaksi Pasar dan Analisis

Setelah pernyataan Musk tersebut dipublikasikan, terlihat adanya pergerakan positif pada saham Tesla di Bursa Frankfurt. Tercatat kenaikan sebesar 2,44 persen, yang oleh sejumlah analis diartikan sebagai respons pasar yang menggembirakan terhadap perubahan sikap Musk. Para analis berpendapat bahwa pasar merespons positif indikasi bahwa Musk berupaya untuk meredakan ketegangan politik dan mengambil pendekatan yang lebih tenang.

Perseteruan antara Musk dan Trump bermula dari perbedaan pandangan mengenai berbagai isu, termasuk kebijakan perpajakan dan belanja pemerintah. Musk secara terbuka mengkritik rancangan undang-undang yang diusung Trump, menyebutnya sebagai sesuatu yang "keji". Selain itu, Musk juga sempat menyinggung keterkaitan Trump dengan dokumen milik mendiang Jeffrey Epstein, sebuah klaim yang kemudian dihapusnya.

Ketegangan mencapai puncaknya ketika Musk menuduh Trump sebagai sosok yang tidak tahu berterima kasih. Musk mengklaim bahwa dukungan finansialnya telah membantu Trump memenangkan pemilihan presiden tahun 2024. Trump, dalam tanggapannya, menyatakan kekecewaannya terhadap Musk dan menuding perubahan sikap Musk disebabkan oleh penghapusan insentif pajak untuk kendaraan listrik.

Dampak Kebijakan dan Sentimen Pribadi

Trump juga mengungkapkan bahwa kesabarannya terhadap Musk semakin menipis sejak ia meninggalkan Gedung Putih pada akhir Mei 2025. Perbedaan pandangan mengenai kebijakan energi dan lingkungan, serta gaya kepemimpinan yang berbeda, diduga menjadi faktor pendorong keretakan hubungan keduanya.

Merespons konflik yang memanas, Trump menyatakan bahwa dirinya tidak berniat untuk secara aktif memperbaiki hubungan dengan Musk. Namun, ia juga mengindikasikan bahwa ia akan terbuka jika Musk ingin menghubunginya secara pribadi untuk menyampaikan salam atau menjernihkan suasana.

Upaya Meredakan Ketegangan

Sejak saat itu, Musk mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan dengan menghapus beberapa unggahan yang dianggap menyudutkan Trump. Tindakan ini dilihat sebagai upaya untuk memperbaiki citranya dan menjalin kembali hubungan yang lebih konstruktif dengan mantan presiden.

"Beberapa unggahan saya memang kelewatan," ujar Musk tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai unggahan mana yang dimaksud. Sumber yang dekat dengan Musk mengindikasikan bahwa kemarahan sang CEO telah mereda dan ia sedang mempertimbangkan untuk menjalin kembali komunikasi dengan Trump. Langkah ini mungkin dipicu oleh pertimbangan bisnis, politik, atau kombinasi keduanya.