Luhut Binsar Pandjaitan Prediksi Anggaran Program Makan Bergizi Gratis Berpotensi Sentuh Rp 300 Triliun di Tahun 2026

Proyeksi Anggaran Makan Bergizi Gratis Tahun 2026: Diprediksi Meroket Hingga Rp 300 Triliun

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, membuka peluang anggaran untuk program makan bergizi gratis (MBG) pada tahun 2026 mendatang dapat melonjak signifikan, mencapai angka fantastis Rp 300 triliun. Proyeksi ini menandai kenaikan hampir dua kali lipat dari alokasi anggaran tahun ini yang mencapai Rp 171 triliun.

Luhut menegaskan bahwa program MBG ini bukan sekadar program makan siang gratis. Menurutnya, program ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam mendukung kesejahteraan masyarakat kurang mampu dan menciptakan kesetaraan di seluruh pelosok negeri. Manfaatnya tidak hanya terbatas pada pemenuhan gizi anak-anak, tetapi juga memberikan dorongan signifikan pada perputaran roda perekonomian di daerah.

Lebih lanjut, Luhut menjelaskan bahwa program MBG dirancang untuk membentuk rantai pasokan yang kuat di wilayah pedesaan. Dapur operasional atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai daerah akan mengutamakan penggunaan bahan baku dari produsen lokal. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat gizi bagi anak-anak, tetapi juga menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

"Kita akan membangun rantai pasokan melalui program ini. Kita bisa melihat munculnya sektor ekonomi baru di daerah pedesaan, di kabupaten, dan di daerah lain. Jadi, kita tidak hanya terfokus pada satu wilayah saja," ujar Luhut dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (12/6/2025).

Luhut memberikan gambaran yang jelas mengenai dampak dari program ini. "Bayangkan anggaran sebesar Rp 171 triliun yang biasanya hanya terpusat di Jawa, sekarang kita sebarkan ke seluruh Indonesia. (Anggaran MBG) tahun depan bisa mencapai Rp 300 triliun," lanjutnya.

Ia juga meyakini bahwa perluasan program MBG secara merata di seluruh Indonesia berpotensi menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, bahkan hingga mencapai angka 8%. Namun, ia menekankan pentingnya dukungan dari tim yang solid dan sistem kerja yang terstruktur dengan baik untuk memastikan keberhasilan program ini.

Luhut juga mengungkapkan bahwa ia telah menugaskan timnya untuk melakukan pemantauan langsung terhadap pelaksanaan program MBG di lapangan. Meskipun masih terdapat beberapa kendala, ia menilai bahwa program ini secara umum berjalan dengan baik.

"Saya kira program ini berjalan cukup baik. Tentu saja, masih ada beberapa masalah di sana-sini. Tapi secara umum, saya kira berjalan sangat baik," ungkapnya.

Saat ditanya lebih lanjut mengenai rincian peningkatan anggaran hingga mencapai Rp 300 triliun, Luhut tidak memberikan jawaban yang spesifik. Namun, ia meyakini bahwa anggaran MBG akan terus meningkat secara bertahap seiring dengan perkembangan program.

"Saya tidak tahu detailnya, tapi bukan tidak mungkin anggaran akan mencapai angka tersebut secara bertahap. Yang terpenting adalah pengelolaan anggaran dilakukan dengan baik dan efisien," pungkas Luhut setelah acara.