Kalimantan Tengah Siaga Karhutla: Puncak Kemarau Diprediksi Tiba
Kalimantan Tengah bersiap menghadapi potensi peningkatan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring dengan prediksi puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini, mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki lahan gambut.
Menurut prakiraan dari Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut, musim kemarau akan datang secara bertahap, dimulai dari wilayah selatan Kalimantan Tengah dan kemudian meluas ke area lainnya. Beberapa daerah yang diperkirakan akan mengalami puncak kemarau pada bulan Juli meliputi:
- Kabupaten Murung Raya bagian selatan
- Sebagian kecil Kabupaten Barito Utara
- Katingan bagian utara
- Sebagian kecil Seruyan bagian utara
Selanjutnya, sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah diprediksi akan memasuki musim kemarau mulai awal hingga akhir Agustus. Wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak antara lain:
- Kabupaten Murung Raya bagian utara
- Sebagian besar Kabupaten Gunung Mas
- Kabupaten Kapuas bagian utara
- Sebagian tengah hingga barat Kabupaten Barito Utara
- Barito Selatan bagian utara
- Sebagian Pulang Pisau
- Kota Palangka Raya
Setelah itu, kemarau diperkirakan akan meluas ke kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur, Seruyan, Lamandau, Kotawaringin Barat, Sukamara, Barito Timur, dan Pulang Pisau.
BMKG menekankan bahwa kondisi kemarau dapat meningkatkan risiko karhutla, terutama di lahan gambut. Daerah-daerah seperti Kapuas, Pulang Pisau, Palangka Raya, dan Kotawaringin Timur menjadi perhatian khusus. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan dengan alasan apapun.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah merespons peringatan dini ini dengan menyatakan kesiapsiagaan. Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah, Leonard S Ampung, menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah menerima informasi mengenai awal musim kemarau sejak tanggal 11 Juni dan puncaknya diperkirakan terjadi pada Juli-Agustus hingga 20 Oktober.
Gubernur Kalimantan Tengah menekankan pentingnya koordinasi dan kesiapsiagaan dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi ancaman karhutla. Pemerintah daerah memandang karhutla sebagai bencana yang berkembang secara perlahan, sehingga upaya pengendalian harus difokuskan pada pencegahan dan mitigasi, bukan hanya penanganan darurat.
Deteksi dini menjadi kunci dalam upaya pencegahan karhutla. Pemerintah daerah akan memperkuat sistem deteksi dini dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan respons yang cepat dan efektif terhadap potensi kebakaran.