DPR Desak Badan Gizi Nasional Perketat Pengawasan Anggaran Jumbo Rp 217 Triliun
Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menyampaikan kekhawatiran terkait potensi penyalahgunaan anggaran yang dialokasikan untuk Badan Gizi Nasional (BGN) pada tahun 2026. Dengan pagu indikatif mencapai Rp 217,86 triliun, BGN diproyeksikan menjadi salah satu lembaga dengan anggaran terbesar di Indonesia. Nurhadi menekankan pentingnya pengawasan ketat dan pengelolaan yang akuntabel untuk mencegah praktik korupsi yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
"Anggaran BGN harus benar-benar tepat sasaran. Kita tidak ingin terulang kembali kasus-kasus dugaan korupsi seperti pengadaan laptop yang mencapai angka Rp 10 triliun. Jika hal ini terus terjadi, kepercayaan publik terhadap pemerintah akan merosot dan pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi akan terhambat," tegas Nurhadi dalam keterangan resminya.
Politisi dari Partai Nasdem tersebut tidak menampik bahwa besarnya anggaran BGN berpotensi menimbulkan konflik kepentingan. Oleh karena itu, ia mendesak BGN untuk segera menindaklanjuti mitra dan petugas Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang terindikasi melakukan penyimpangan, sebelum anggaran tahun 2026 dicairkan.
"Kepala BGN harus menertibkan oknum-oknum bawahan yang nakal, mempersulit, dan tidak transparan kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam Program MBG," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala BGN, Dadan Hindaya, mengungkapkan bahwa lembaganya kini mengelola anggaran yang sangat signifikan. Pada tahun 2025, BGN mengelola dana sebesar Rp 121 triliun, yang terdiri dari Rp 71 triliun dana pokok dan tambahan Rp 50 triliun. Untuk tahun 2026, pagu indikatifnya melonjak menjadi Rp 217 triliun.
"Ini adalah badan dengan anggaran terbesar di republik ini, dan semuanya dialokasikan untuk menyerap bahan baku pangan dari masyarakat," kata Dadan dalam acara peluncuran 1.000 SPPG di Bangkalan, Jawa Timur.
Dadan juga menjelaskan dampak positif dari pelaksanaan Program Makanan Bergizi (MBG) yang sedang digencarkan oleh pemerintah. Menurutnya, program ini tidak hanya meningkatkan kesehatan generasi muda, tetapi juga membuka pasar baru dan mendorong produktivitas sektor pangan di berbagai daerah.
Melalui program MBG yang menyasar 82,9 juta penerima manfaat, termasuk 5 juta santri, Dadan meyakini akan terbentuk pasar baru yang sebelumnya tidak ada. Program ini juga menciptakan permintaan terpusat untuk kebutuhan bahan pangan bergizi seperti:
- Beras
- Telur
- Ayam
- Ikan
- Sayur
- Buah
- Susu
Dengan adanya jaminan pasar dan pembelian dari negara, Dadan mengajak seluruh masyarakat dan pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam menyukseskan program MBG.