Fenomena Kantor Sewa: Pelarian Anak Muda dari Tekanan Pengangguran di Tiongkok
Tekanan sosial dan ekonomi yang meningkat telah memicu tren unik di kalangan anak muda Tiongkok: menyewa ruang kantor untuk berpura-pura bekerja. Fenomena ini, yang semakin populer di kalangan generasi Z, mencerminkan perjuangan mereka dalam menghadapi pasar kerja yang kompetitif dan ekspektasi masyarakat yang tinggi.
Bagi banyak anak muda, mencari pekerjaan ideal bukanlah perkara mudah. Proses yang seringkali panjang dan penuh ketidakpastian ini dapat menimbulkan tekanan psikologis yang signifikan. Keluarga dan teman seringkali menanyakan status pekerjaan mereka, yang semakin memperburuk perasaan tidak aman dan cemas. Dalam situasi inilah, gagasan menyewa kantor fiktif muncul sebagai solusi sementara.
Layanan penyewaan kantor ini menawarkan lingkungan kerja yang lengkap, termasuk meja, akses Wi-Fi, dan bahkan makan siang, dengan biaya harian yang relatif terjangkau, berkisar antara 30 hingga 50 yuan. Bagi sebagian orang, ini adalah kesempatan untuk merasakan atmosfer kantor dan berinteraksi dengan orang lain. Beberapa bahkan membayar lebih untuk tugas-tugas simulasi, seperti peran manajer atau demonstrasi karyawan, untuk mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam.
Motivasi di balik tren ini beragam. Beberapa individu ingin menciptakan citra sukses di media sosial, sementara yang lain merasa terdorong untuk tidak ketinggalan dari teman-teman mereka. Yang lain lagi berharap bahwa pengalaman ini dapat meningkatkan prospek pekerjaan mereka di masa depan. Namun, ada juga yang tertarik dengan konsep unik ini dan melihatnya sebagai cara yang terjangkau untuk bersantai dan bersosialisasi.
Surat kabar Spanyol, El Pais, melaporkan bahwa beberapa "karyawan" hanya tertarik dengan konsep unik ini dan melihatnya sebagai cara yang terjangkau untuk bersantai di luar rumah. Bagi mereka, biaya sewa kantor lebih murah daripada menghabiskan waktu di kafe.
Di tengah meningkatnya tingkat pengangguran kaum muda, khususnya di kota-kota besar seperti Beijing, ketersediaan ruang kantor murah telah memungkinkan tren ini berkembang. Data menunjukkan bahwa pada bulan Maret, tingkat pengangguran di kalangan usia 16 hingga 24 tahun (tidak termasuk mahasiswa) mencapai 16,5%, sementara di antara mereka yang berusia 25 hingga 29 tahun, angka tersebut mencapai 7,2%. Fenomena ini menyoroti tantangan yang dihadapi generasi muda Tiongkok dalam mencari pekerjaan dan tekanan yang mereka rasakan untuk memenuhi harapan masyarakat.