Penangkapan Duterte dan Kekhawatiran Nuklir Iran Mendominasi Berita Internasional

Penangkapan Mantan Presiden Filipina dan Kekhawatiran Nuklir Iran: Sorotan Berita Internasional

Hari ini, dunia menyaksikan dua perkembangan signifikan yang mengguncang panggung politik dan keamanan internasional. Penangkapan mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait perang anti-narkoba yang kontroversial, dan meningkatnya kekhawatiran global terhadap program nuklir Iran, telah mendominasi berita utama. Kedua peristiwa ini menyoroti kompleksitas geopolitik dan tantangan hukum internasional di era modern.

Penangkapan Duterte: Akibat Perang Anti-Narkoba

Pada Selasa, 11 Maret 2025, Rodrigo Duterte ditangkap di Bandara Internasional Manila. Penangkapan ini dilakukan atas dasar surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Surat perintah tersebut dikeluarkan menyusul investigasi panjang mengenai perang anti-narkoba yang dilakukan selama masa jabatan Duterte sebagai presiden. ICC menuduh Duterte bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan, terkait dengan ribuan kematian yang terjadi selama operasi anti-narkoba tersebut. Istana Kepresidenan Filipina mengonfirmasi penangkapan tersebut, menyatakan bahwa Interpol Manila menerima salinan resmi surat perintah dari ICC pada pagi hari. Penangkapan ini menjadi tonggak penting dalam upaya pertanggungjawaban internasional atas pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

Program Nuklir Iran: Dewan Keamanan PBB Gelar Sidang Tertutup

Sementara itu, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengadakan sidang tertutup pada Rabu, 12 Maret 2025. Sidang ini diprakarsai oleh enam negara anggota Dewan Keamanan—Prancis, Yunani, Panama, Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat—untuk membahas laporan yang mengkhawatirkan tentang cadangan uranium Iran. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa cadangan uranium Iran telah meningkat secara signifikan dan mendekati tingkat yang cukup untuk membuat senjata nuklir. Selain membahas peningkatan cadangan uranium, sidang tersebut juga akan mengevaluasi kepatuhan Iran terhadap kewajiban internasionalnya dalam memberikan informasi yang dibutuhkan kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA). IAEA telah mendeteksi material nuklir yang tidak dideklarasikan di beberapa lokasi di Iran, memicu kekhawatiran tentang kemungkinan penyimpangan dari perjanjian nuklir internasional. Pertemuan tertutup ini menandakan tingginya ketegangan internasional dan upaya diplomatik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Implikasi Global

Kedua peristiwa ini memiliki implikasi global yang signifikan. Penangkapan Duterte menunjukkan komitmen internasional terhadap penegakan hukum dan akuntabilitas atas pelanggaran hak asasi manusia, meskipun menghadapi tantangan politik dan kedaulatan negara. Sementara itu, situasi nuklir Iran menyoroti perlunya diplomasi dan kerja sama internasional untuk mencegah proliferasi senjata nuklir dan memastikan keamanan regional dan global. Perkembangan selanjutnya dari kedua peristiwa ini akan terus dipantau dengan cermat oleh komunitas internasional.