Turis Amerika Serikat Menyusut, Eropa Andalkan Pelancong Tiongkok
Musim panas 2025, industri pariwisata Eropa menghadapi dinamika baru dengan penurunan jumlah wisatawan dari Amerika Serikat. Data terbaru menunjukkan adanya pergeseran tren, di mana penurunan kontribusi turis AS diimbangi dengan meningkatnya minat pelancong dari Tiongkok.
Menurut laporan Komisi Perjalanan Eropa (ETC), hanya 33% responden survei di AS yang berencana mengunjungi Eropa selama musim panas ini. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 7% dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor utama yang memengaruhi keputusan ini adalah biaya perjalanan yang tinggi, yang disebutkan oleh 54% responden sebagai hambatan utama. Selain itu, kekhawatiran politik juga turut berkontribusi pada penurunan minat perjalanan ke Eropa.
Analisis ETC menunjukkan bahwa sentimen perjalanan terkuat berasal dari wilayah Timur Laut AS (43%), yang secara politik cenderung berbeda dengan pendukung mantan Presiden Trump. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor politik internal AS dapat memengaruhi keputusan perjalanan internasional.
Inggris dan Perancis selama ini menjadi destinasi favorit bagi wisatawan AS. Pada tahun 2023, Inggris mencatat rekor 5,1 juta kunjungan dari turis AS, sementara Perancis termasuk dalam lima negara teratas yang menjadi tujuan pengeluaran terbesar bagi pelancong Amerika.
Di tengah penurunan jumlah turis AS, pasar wisatawan Tiongkok menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Data ETC menunjukkan peningkatan sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan 72% responden asal Tiongkok menyatakan minat untuk berlibur di Eropa. Beberapa faktor yang mendukung tren positif ini meliputi peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan, kebijakan perjalanan yang lebih menguntungkan, dan perubahan prioritas konsumen yang mengarah pada pemenuhan pribadi dan pengalaman gaya hidup seperti pariwisata.
Biro Statistik Nasional Tiongkok melaporkan bahwa pendapatan per kapita nasional yang dapat dibelanjakan meningkat lebih dari 5% pada kuartal pertama tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini memberikan dorongan finansial bagi warga Tiongkok untuk melakukan perjalanan internasional.
Eropa telah lama menjadi tujuan populer bagi wisatawan Tiongkok, terutama bagi mereka yang tertarik untuk berbelanja barang-barang mewah. Tren ini sempat terhenti selama pandemi Covid-19, tetapi kini menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Lebih dari separuh wisatawan Tiongkok menyatakan bahwa berbelanja adalah bagian dari rencana perjalanan mereka ke Eropa.
Data ETC juga mengungkapkan adanya perubahan pola pengeluaran di kalangan wisatawan Tiongkok. Saat ini, mereka cenderung lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang. Hanya 29% yang berencana menghabiskan lebih dari 200 euro per hari, menurun dari 44% pada tahun sebelumnya. Mayoritas wisatawan Tiongkok sekarang lebih memilih untuk menghabiskan antara 100 dan 200 euro per hari.
Pergeseran ini mengindikasikan adanya adaptasi terhadap kondisi ekonomi global dan preferensi pribadi yang berubah. Meskipun demikian, meningkatnya jumlah wisatawan Tiongkok memberikan harapan bagi industri pariwisata Eropa untuk tetap stabil di tengah penurunan kontribusi dari pasar Amerika Serikat.