Mendes PDT Soroti Ancaman Judi Online dan Pinjaman Online di Hadapan Menkop UKM

Mendes PDT: Judi Online dan Pinjol Jadi Perhatian Utama dalam Pengembangan Koperasi Desa

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDT) Yandri Susanto menyampaikan keprihatinannya mengenai dampak negatif judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) saat berdiskusi dengan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Budi Arie Setiadi. Diskusi tematik yang bertajuk "Problematika Koperasi Desa Merah Putih" ini berlangsung di Jakarta, menyoroti pentingnya peran koperasi dalam memajukan ekonomi desa.

Yandri Susanto menekankan bahwa fenomena judi online dan pinjaman online telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat desa. Ia menuturkan, kehadiran Koperasi Desa Merah Putih diharapkan dapat menjadi solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Koperasi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan produktif masyarakat desa, disesuaikan dengan potensi dan karakteristik masing-masing wilayah. Dengan demikian, masyarakat desa tidak lagi bergantung pada pinjaman online yang seringkali menjerat dengan bunga tinggi dan praktik yang merugikan.

Dalam kesempatan itu, Yandri mencontohkan pengajuan dana oleh Desa Kertasana sebesar Rp 500 juta untuk membangun koperasi. Namun, setelah melalui kajian dari pihak perbankan, diketahui bahwa kebutuhan riil desa tersebut tidak sebesar itu. Bank kemudian menawarkan pinjaman dengan nilai yang lebih sesuai dan bunga yang terjangkau. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memutus rantai rentenir yang selama ini membebani masyarakat desa.

Koperasi Desa Merah Putih: Solusi Produktif dan Berkelanjutan

Konsep Koperasi Desa Merah Putih ini berbeda dengan Koperasi Unit Desa (KUD) di masa lalu. Fokus utama saat ini adalah pemberdayaan masyarakat, bukan sekadar memberikan bantuan tunai. Pemerintah memberikan pendampingan dan pelatihan untuk mengembangkan potensi desa. Misalnya, jika mayoritas penduduk desa adalah petani padi, maka koperasi akan fokus pada penyediaan fasilitas seperti gudang padi. Sebaliknya, jika desa tersebut memiliki potensi perikanan, maka koperasi akan menyediakan cold storage.

Dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing desa, Koperasi Desa Merah Putih diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Koperasi ini tidak hanya memberikan akses permodalan, tetapi juga memberikan pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing produk desa. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing.

Penegasan Model Koperasi Modern

Yandri Susanto menegaskan bahwa model koperasi yang dikembangkan saat ini jauh berbeda dengan KUD di era Orde Baru yang cenderung membagi-bagikan uang. Koperasi Desa Merah Putih lebih menekankan pada pemberian "kail" berupa pendampingan dan pemberdayaan, dengan memetakan potensi desa secara cermat. Hal ini bertujuan untuk menciptakan solusi yang tepat sasaran dan berkelanjutan, sehingga masyarakat desa dapat mandiri secara ekonomi.

Sebagai informasi tambahan, Budi Arie Setiadi, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), sempat dikaitkan dengan dugaan penyalahgunaan kekuasaan. Namun, Budi Arie telah membantah keterlibatannya dalam kasus tersebut.