Kontroversi Video AI 'Umrah Borobudur': Pengakuan Pembuat dan Proses Hukum Bergulir
Sebuah video yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan menampilkan Candi Borobudur sebagai tujuan "umrah" alternatif telah memicu kehebohan dan kontroversi di tengah masyarakat. Video tersebut, yang menampilkan seorang anak perempuan dengan latar belakang candi Borobudur, awalnya membahas tentang keris dan pembakaran kemenyan. Namun, video tersebut kemudian beralih ke narasi tentang leluhur yang mewariskan tanah suci, yang diilustrasikan dengan Candi Borobudur sebagai latar belakang.
Kontroversi muncul ketika video tersebut menyinggung biaya tinggi dan antrean panjang untuk pergi ke tanah suci, dan kemudian menawarkan "umrah" ke sejumlah candi, termasuk Candi Borobudur. Hal ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak yang menganggap video tersebut merendahkan ibadah agama lain.
Terungkap bahwa video tersebut dibuat oleh seorang individu berinisial YH, yang ternyata memiliki bisnis penjualan kemenyan. Video tersebut diduga dibuat untuk mempromosikan produk lokalnya.
YH, didampingi keluarganya, telah mendatangi kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disparpora) Kabupaten Magelang untuk menyampaikan permohonan maaf atas konten video tersebut. Kepala Disparpora Kabupaten Magelang, Mulyanto, menyatakan bahwa pihaknya menerima kedatangan YH dengan niat baik dan bersedia menjembatani penyelesaian masalah ini. YH juga telah membuat klarifikasi terkait konten videonya dan berharap situasi dapat dinetralisir.
Namun, kasus ini juga telah memasuki ranah hukum. Kapolresta Magelang, Kombes Herbin Garbawiyata Jaya Sianipar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi terkait video tersebut dan sedang melakukan penyelidikan. YH sendiri telah menjalani pemeriksaan di Polresta Magelang sebagai saksi.
Berikut poin-poin penting terkait kasus video AI 'Umrah Borobudur':
- Video AI menampilkan Candi Borobudur sebagai tujuan "umrah" alternatif.
- Video tersebut menuai polemik karena dianggap menyinggung ibadah agama lain.
- Pembuat video, YH, mengaku membuat video tersebut untuk mempromosikan bisnis kemenyannya.
- YH telah menyampaikan permohonan maaf dan membuat klarifikasi.
- Kasus ini telah dilaporkan ke Polresta Magelang dan sedang dalam proses penyelidikan.
Proses hukum terhadap kasus ini masih berjalan. Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan apakah ada unsur pidana dalam pembuatan dan penyebaran video tersebut. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya etika dan tanggung jawab dalam penggunaan teknologi AI, serta perlunya menghormati perbedaan agama dan kepercayaan di masyarakat.