Karyawan Perusahaan Tambang di Konawe Ditemukan Meninggal Dunia, Diduga Akibat Konflik Internal
Konawe, Sulawesi Tenggara digemparkan dengan penemuan seorang pria berinisial JP (32) yang ditemukan meninggal dunia di area perkebunan warga di Kecamatan Morosi pada Rabu malam (11/6/2025) sekitar pukul 22.00 WITA. JP, yang diketahui bekerja sebagai staf humas di sebuah perusahaan tambang nikel di Kabupaten Konawe, diduga kuat mengakhiri hidupnya setelah terlibat perselisihan dengan istrinya.
Menurut keterangan Kapolsek Bondoala, IPTU Heder Payapo, penemuan jenazah JP bermula dari laporan warga yang menemukan korban dalam kondisi tergantung di sebuah pohon menggunakan tali nilon. Investigasi awal mengarah pada dugaan bahwa JP nekat melakukan tindakan tersebut setelah terlibat cekcok dengan istrinya, YN (39), sehari sebelumnya. Perselisihan tersebut bahkan sempat disaksikan oleh kakak korban, Adi, yang mencoba menenangkan situasi.
Kronologi kejadian bermula pada Selasa siang (10/6/2025) sekitar pukul 13.00 WITA, ketika JP dan istrinya terlibat adu argumen di kediaman mereka. Adi, yang berada di lokasi, menyarankan agar keduanya menyelesaikan masalah di dalam rumah untuk menghindari perhatian tetangga. Tak lama berselang, sekitar pukul 13.30 WITA, Adi melihat JP keluar rumah dengan membawa seutas tali nilon. Ketika ditanya hendak kemana, JP hanya menunjuk ke arah kebun di pinggir Sungai Konaweeha dan mengatakan ingin bunuh diri. Adi segera menyusul adiknya, namun tidak berhasil menemukannya.
Keesokan harinya, Indah, kakak JP yang lain, melaporkan kehilangan adiknya ke Bhabinkamtibmas Desa Paku, Aipda Hendra. Laporan pencarian orang segera dibuat dan keluarga bersama warga setempat mulai melakukan penyisiran di area kebun. Usaha pencarian membuahkan hasil pada Rabu malam (11/6/2025) sekitar pukul 22.00 WITA, ketika Kepala Desa Paku, Asmun Barli, melaporkan penemuan jenazah JP kepada Aipda Hendra. Korban ditemukan dalam kondisi tergantung di sebuah pohon di area kebun yang sebelumnya ditunjuk oleh JP.
"Pada pukul 22.30 WITA kami tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengevakuasi korban ke rumah duka," ujar Iptu Heder. Pihak kepolisian kemudian meminta petugas Puskesmas Morosi untuk melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah JP. Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan selain bekas jeratan tali di leher. Pihak keluarga menerima kematian JP sebagai sebuah musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi lebih lanjut.
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya dukungan dan perhatian terhadap kesehatan mental. Bagi siapapun yang merasa mengalami kesulitan atau memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional atau menghubungi layanan konseling yang tersedia.
- Layanan konseling kesehatan jiwa: