Transisi Penjual Tokopedia ke TikTok Shop: Sebagian Besar Telah Bermigrasi, Mitos Jadi Penghambat

Proses integrasi Tokopedia dan TikTok Shop terus bergulir seiring dengan pengambilalihan Tokopedia oleh ByteDance. Salah satu tahapan penting dalam proses ini adalah migrasi penjual (seller) dari Tokopedia ke platform hasil penggabungan tersebut. Meskipun tenggat waktu migrasi masih cukup panjang, yakni 9 Juni 2025, sebagian besar penjual Tokopedia telah melakukan perpindahan ke sistem baru.

Aditya Grasio Nelwan, Head of Communication Tokopedia dan TikTok E-commerce, mengungkapkan bahwa meskipun mayoritas penjual telah bermigrasi, masih ada sebagian yang belum melakukan perpindahan. Ia menduga, beberapa faktor menjadi penyebab keengganan sebagian penjual untuk segera beralih ke platform baru. Salah satu faktor utama adalah kepercayaan terhadap mitos-mitos yang beredar seputar proses migrasi ini.

Beberapa mitos yang banyak dipercaya oleh penjual antara lain:

  • Kewajiban Memiliki Toko di Dua Platform: Mitos ini menyatakan bahwa penjual harus memiliki toko baik di Tokopedia maupun di TikTok Shop. Aditya menegaskan bahwa tidak ada kewajiban semacam itu. Penjual bebas memilih untuk berjualan di salah satu platform, atau bahkan di kedua-duanya, tergantung pada tujuan dan strategi bisnis masing-masing.
  • Kewajiban Membuat Konten Video di TikTok: Mitos ini mengharuskan penjual untuk membuat konten video promosi di TikTok. Aditya menjelaskan bahwa pembuatan konten video bersifat opsional. Penjual dapat memanfaatkan video sebagai sarana promosi jika dirasa perlu, atau bekerja sama dengan affiliate. Namun, jika penjual belum merasa perlu atau belum memiliki sumber daya untuk membuat konten video, mereka tidak diwajibkan untuk melakukannya.
  • Kewajiban Mengaktifkan Metode Pembayaran Cash on Delivery (COD): Mitos ini menyatakan bahwa penjual yang pindah ke TikTok Shop wajib mengaktifkan metode pembayaran COD. Aditya menegaskan bahwa layanan COD bersifat opsional dan dapat diaktifkan kapan saja sesuai keinginan penjual.

Selain mitos-mitos tersebut, Aditya juga menduga bahwa kendala teknis mungkin menjadi faktor lain yang menghambat proses migrasi sebagian penjual. Ia berharap, Tokopedia dan TikTok E-commerce dapat terus memberikan dukungan dan solusi bagi para penjual agar proses transisi dapat berjalan lancar dan optimal.