Lukaku: Pengalaman Pahit di Chelsea, Perlakuan Tidak Adil Terhadap Pemain yang Dikucilkan
Lukaku: Pengalaman Pahit di Chelsea, Perlakuan Tidak Adil Terhadap Pemain yang Dikucilkan
Eks penyerang Chelsea, Romelu Lukaku, baru-baru ini kembali mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam terhadap perlakuan klub London tersebut terhadap pemain yang dinilai surplus. Dalam wawancara eksklusifnya dengan Corriere dello Sport, Lukaku melukiskan gambaran suram tentang bagaimana Chelsea menangani pemain yang sudah tidak diinginkan, menggambarkannya sebagai pengalaman yang sangat menyakitkan dan tidak adil.
Masa bakti Lukaku di Stamford Bridge, yang terbagi dalam dua periode berbeda (2011-2014 dan 2021-2024), diwarnai oleh masa peminjaman yang panjang dan minimnya kesempatan bermain. Meskipun mengenakan seragam Chelsea sebanyak 59 kali dan mencetak 15 gol, pengalaman tersebut, menurut Lukaku, jauh dari memuaskan. Ia merasakan secara langsung bagaimana klub tersebut 'menyingkirkan' pemain dengan cara yang tidak manusiawi, menciptakan tekanan psikologis yang luar biasa.
Lukaku menuturkan, ia bukanlah satu-satunya pemain yang mengalami perlakuan tersebut. Ia menyebut nama Pierre-Emerick Aubameyang dan Hakim Ziyech sebagai contoh lain pemain yang bernasib serupa. Lebih mengejutkan lagi, Lukaku mengungkapkan bahwa dirinya dan pemain lain yang terpinggirkan bahkan diminta untuk berganti pakaian di ruang ganti pemain muda, sebuah perlakuan yang menggambarkan betapa rendahnya penghargaan klub terhadap mereka.
"Itulah dunia bisnis sepak bola," ujar Lukaku. "Ketika klub tidak menginginkan Anda lagi, Anda sudah berakhir." Namun, Lukaku mengkritik keras strategi Chelsea dalam menangani pemain yang tidak dibutuhkan. Alih-alih menjual pemain tersebut dengan cepat, klub justru menunda-nunda prosesnya, menciptakan situasi yang sangat menekan secara mental bagi para pemain yang bersangkutan. Lukaku menggambarkan situasi ini sebagai dilema: mereka tidak bisa bermain, namun juga tidak diizinkan untuk hengkang.
"Kami tidak punya pilihan," kata Lukaku, melukiskan keputusasaan para pemain yang terabaikan. "Klub terus menunda, membuat kami benar-benar lelah, baik secara fisik maupun mental." Lebih jauh, Lukaku juga menuduh Chelsea memanfaatkan hubungan baiknya dengan media untuk memanipulasi cerita-cerita seputar para pemain yang terpinggirkan, sebuah tuduhan yang serius dan perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
Lukaku menutup wawancaranya dengan nada penuh peringatan. Ia berjanji akan mengungkapkan lebih banyak detail tentang pengalaman pahitnya di Chelsea di masa mendatang, terutama untuk memberikan peringatan kepada para pemain muda agar waspada terhadap praktik-praktik yang tidak adil di dalam klub tersebut. "Percayalah, saya telah menyaksikan hal-hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Suatu hari nanti saya akan menjelaskannya, khususnya kepada para pemain muda. Siapa yang bekerja untuk mereka dan siapa yang akan jadi lawan mereka (di Chelsea)," tegas Lukaku.
Lukaku secara implisit mengkritik manajemen Chelsea atas kurangnya transparansi dan empati dalam menangani pemain yang tidak masuk dalam rencana jangka panjang klub. Pernyataan-pernyataannya mengisyaratkan adanya praktik-praktik yang tidak etis, dan menuntut adanya evaluasi mendalam tentang cara klub tersebut memperlakukan pemainnya.