Kementerian Transmigrasi Gagas Paradigma Baru: Integrasi Data dan Investasi Guna Optimalkan Potensi Daerah Transmigrasi
Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman, menyerukan pemanfaatan optimal dua aset utama bangsa untuk mendorong kemajuan, yaitu bonus demografi dan kekayaan alam. Seruan ini disampaikan dalam forum internasional, International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, yang mempertemukan investor global dan pemangku kepentingan pembangunan.
Dalam forum tersebut, Iftitah menegaskan bahwa Kementerian Transmigrasi kini mengusung paradigma baru, melampaui sekadar relokasi penduduk. Fokus utama saat ini adalah pembangunan kawasan ekonomi baru yang bertumpu pada potensi lokal dan kolaborasi global. Hal ini diwujudkan melalui program-program unggulan:
- Sekolah Rakyat: Inisiatif peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
- Sekolah Garuda: Program pengembangan keterampilan dan keahlian khusus.
- Ekspedisi Patriot Transmigrasi: Upaya pemetaan potensi lokal dan pendampingan masyarakat dalam membangun usaha produktif.
Kementerian Transmigrasi menargetkan penempatan 2.000 Transmigran Patriot yang akan diterjunkan ke lapangan untuk mengidentifikasi potensi daerah dan membimbing masyarakat dalam pengembangan usaha serta pembentukan komunitas yang produktif.
Iftitah menekankan bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya terbatas pada konstruksi fisik, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang menjadi kunci untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam kesempatan yang sama, menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah perbatasan. AHY menekankan bahwa infrastruktur adalah fondasi bagi pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Konferensi ICI 2025 menjadi platform penting bagi kolaborasi internasional, dihadiri oleh berbagai investor dan lembaga pembiayaan terkemuka dari berbagai negara, termasuk:
- Macquarie (Australia)
- GIC (Singapura)
- World Bank
- International Finance Corporation (IFC)
- Asian Development Bank (ADB)
- The Asia Group
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 7.000 peserta dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan.
Kehadiran para pemangku kepentingan global diharapkan dapat mempercepat pembangunan kawasan transmigrasi dan mewujudkan pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia. Kisah sukses Lukman, seorang transmigran di Palolo, Sulawesi Tengah, yang berhasil membina petani kopi dengan omzet Rp 13 juta per bulan, menjadi bukti nyata potensi besar program transmigrasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.