Kementerian Pertahanan Soroti Minimnya Penyerapan Produk Lokal dalam Industri Pertahanan

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengidentifikasi kurangnya minat pengguna terhadap produk dalam negeri sebagai salah satu kendala utama dalam pengembangan industri pertahanan nasional. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenhan, Marsekal Pertama TNI Arief Handoyo, mengungkapkan hal ini dalam sebuah acara pameran industri pertahanan.

"Kendala utama yang menghambat kemajuan industri pertahanan kita adalah masih rendahnya minat pengguna terhadap produk-produk dalam negeri," ujar Arief Handoyo. Ia mencontohkan keberhasilan China dalam membangun industri pertahanannya sejak tahun 1970-an, meskipun pada awalnya produk mereka diragukan. Dengan dukungan dan konsistensi pemerintah, industri pertahanan China kini mampu menghasilkan produk yang kompetitif.

Lebih lanjut, Arief Handoyo menekankan pentingnya kemandirian bagi Indonesia sebagai negara non-blok. Namun, ia juga mengakui bahwa kolaborasi internasional yang strategis tetap diperlukan. Menurutnya, industri pertahanan suatu negara tidak dapat berdiri sendiri dan perlu menjalin kerjasama dengan negara lain.

Selain itu, Arief Handoyo menyoroti struktur pasar monopsoni di Indonesia, di mana TNI dan Polri menjadi pembeli utama produk industri pertahanan. Kondisi ini menyulitkan pengembangan dan keberlanjutan industri pertahanan dalam negeri, terutama karena ekosistem industri, khususnya pada level tier 3 (subkomponen) dan tier 4 (bahan baku), belum terbentuk secara optimal. "Permasalahan semakin kompleks karena ekosistem industri pertahanan belum terbentuk seperti yang kita harapkan," jelasnya. Ketergantungan pada komponen kritis dari luar negeri juga menjadi masalah serius.

Arief Handoyo juga menyinggung isu transfer teknologi yang seringkali tidak seimbang karena posisi tawar Indonesia yang belum kuat. Ia mencontohkan India yang berhasil mendapatkan transfer teknologi signifikan dari Rusia karena pembelian sejumlah besar pesawat Sukhoi. "Namun, jika Indonesia hanya membeli dua skadron pesawat F-16, saya ragu akan ada transfer teknologi yang signifikan," pungkasnya.

Berikut beberapa tantangan yang dihadapi industri pertahanan:

  • Minimnya minat pengguna terhadap produk dalam negeri
  • Pasar yang bersifat monopsoni (hanya TNI dan Polri)
  • Ekosistem industri yang belum terbentuk ideal (terutama tier 3 dan tier 4)
  • Ketergantungan pada komponen kritis dari luar negeri
  • Posisi tawar yang lemah dalam transfer teknologi