Misteri Hilangnya Fiki di Perairan Buru Selatan: Pencarian Bocah 11 Tahun yang Diduga Diterkam Buaya
Misteri Hilangnya Fiki di Perairan Buru Selatan: Pencarian Bocah 11 Tahun yang Diduga Diterkam Buaya
Tragedi mencekam menyelimuti Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku. Fiki Bantam, seorang bocah berusia 11 tahun, dilaporkan hilang setelah diduga diterkam buaya saat memancing di pesisir pantai pada Sabtu malam, 8 Maret 2025. Kejadian ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat, sekaligus memicu upaya pencarian intensif yang melibatkan berbagai pihak.
Insiden nahas tersebut bermula ketika Fiki, bersama ayahnya, Sarfin Bantam, dan teman sebayanya, Onyong Bone, mencari ikan di pantai saat air surut. Sekitar pukul 22.00 WIT, Sarfin meminta mereka pulang. Namun, Fiki dan Onyong memilih untuk menuju ke lokasi Air Tanani. Di sanalah tragedi terjadi. Onyong, yang menyaksikan kejadian tersebut, menceritakan bahwa Fiki berteriak meminta tolong sebelum tertarik ke dalam air oleh sesuatu yang diduga kuat sebagai buaya. Kesaksian Onyong ini diperkuat oleh penemuan senter milik Fiki di atas pasir, tak jauh dari tempat kejadian. Sarfin, yang mendengar teriakan anaknya, bergegas ke lokasi dan sempat melihat Fiki muncul sebentar di permukaan air sebelum kembali menghilang ditelan air. Ia berupaya memanggil dan berdoa selama sekitar 10 menit, namun hanya menyaksikan gelembung air yang perlahan menghilang dekat pohon sagu. Kejadian ini dilaporkan kepada pihak berwajib dan pencarian pun segera dimulai.
Pihak kepolisian, termasuk Kapolres Buru Selatan, AKBP M Agung Gumilar, dan Kapolsek Namrole, AKP Bobby Harta Setiadi, segera merespon laporan tersebut. Upaya pencarian melibatkan Bhabinkamtibmas Desa Oki Baru, Bripka Gatot, serta anggota kepolisian lainnya. Keluarga korban, dibantu warga setempat, juga turut serta dalam pencarian yang telah berlangsung hingga Selasa, 11 Maret 2025. Sebagai bagian dari upaya pencarian, upacara adat 'Babeto' dipimpin oleh Abu Latbual dan Arsad Latbual untuk memohon agar jasad Fiki segera ditemukan. Namun, hingga saat ini, pencarian belum membuahkan hasil.
Kapolres Buru Selatan menyatakan bahwa pencarian akan terus dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk keluarga korban, pemerintah desa, dan masyarakat setempat. Bhabinkamtibmas, ayah korban, kepala desa, dan beberapa staf pemerintah desa tetap berada di lokasi kejadian untuk memantau perkembangan dan memberikan dukungan kepada keluarga. Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di perairan, khususnya di sekitar Air Tanani dan wilayah lain yang berpotensi menjadi habitat buaya. Keberadaan manusia di dekat habitat buaya dapat menimbulkan ancaman bagi keselamatan jiwa.
-
Kronologi Kejadian:
- Fiki, ayahnya, dan temannya memancing di pantai saat air surut.
- Sekitar pukul 22.00 WIT, mereka diminta pulang, tetapi Fiki dan temannya pergi ke Air Tanani.
- Temannya melihat Fiki ditarik ke air dan berteriak minta tolong.
- Ayah Fiki menemukan senter anaknya di pantai dan sempat melihat Fiki muncul di permukaan air sebelum menghilang.
- Pencarian melibatkan polisi, keluarga, warga, dan upacara adat 'Babeto'.
- Pencarian masih terus berlangsung.
-
Pihak yang Terlibat:
- Keluarga Fiki Bantam
- Kepolisian Sektor Namrole dan Polres Buru Selatan
- Warga Desa Oki Baru
- Pemerintah Desa Oki Baru
-
Upaya Pencarian yang Dilakukan:
- Pencarian darat dan laut
- Upacara adat 'Babeto'
- Koordinasi antara pihak kepolisian, keluarga, dan masyarakat.