Satu Jemaah Haji asal Tulungagung Tertunda Kepulangannya dari Tanah Suci
Kedatangan 376 jemaah haji dari kloter pertama Debarkasi Surabaya menandai berakhirnya perjalanan spiritual mereka di Tanah Suci. Rombongan yang berasal dari Tulungagung ini tiba di Asrama Haji Debarkasi Surabaya setelah menghabiskan kurang lebih 40 hari menjalankan ibadah haji.
Namun, kebahagiaan rombongan ini sedikit terusik dengan kabar bahwa seorang jemaah asal Tulungagung harus menunda kepulangannya. Kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan menjadi alasan utama jemaah tersebut tidak dapat kembali ke Indonesia bersama kloter pertama.
"Memang ada satu jemaah yang mengalami tanazul," ujar Plh Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya, Sugiyo, kepada awak media di Asrama Haji. Istilah tanazul sendiri merujuk pada kondisi jemaah yang terpaksa menunda kepulangannya karena alasan tertentu, seperti sakit atau kepentingan dinas. Sugiyo menambahkan bahwa penundaan kepulangan ini diperbolehkan.
Menurut Sugiyo, jemaah yang mengalami tanazul karena sakit akan dipulangkan ke Indonesia pada kloter berikutnya. Pihak berwenang akan terus memantau kondisi kesehatan jemaah tersebut dan mengatur kepulangannya secepat mungkin.
Sesuai jadwal, tiga kloter pertama yang tiba di Tanah Air berasal dari Tulungagung dan Kediri. Kloter pertama dari Tulungagung telah mendarat dengan selamat sekitar pukul 11.35 WIB.
Setibanya di Asrama Haji, para jemaah disambut dengan upacara penyambutan. Setelah itu, mereka dipanggil satu per satu untuk memeriksa dan mengambil tas mereka. Petugas juga membantu mengangkut tas besar jemaah ke truk atau mobil penjemputan secara gratis, terutama bagi jemaah yang berasal dari Surabaya.
Sebagai bagian dari tradisi, setiap jemaah menerima air zamzam sebanyak 5 liter dengan menunjukkan paspor yang telah distempel.