Tragis, Tuberkulosis Merenggut Nyawa Dua Warga Indonesia Setiap Lima Menit
Kabar memprihatinkan datang dari dunia kesehatan Indonesia, di mana tuberkulosis (TBC) masih menjadi momok yang mengancam nyawa. Dalam sebuah dialog bersama warga di Kabupaten Bogor, Menteri Kesehatan mengungkapkan fakta yang mencengangkan: setiap lima menit, dua warga Indonesia meninggal dunia akibat penyakit TBC.
Angka kematian akibat TBC ini sangat disayangkan, mengingat penyakit ini sebenarnya dapat disembuhkan melalui pengobatan rutin. Penundaan diagnosis, kurangnya kesadaran masyarakat, serta pengobatan yang tidak tuntas menjadi faktor utama penyebab tingginya angka kematian. Menkes menekankan pentingnya kesabaran dan kepatuhan dalam menjalani pengobatan TBC yang memakan waktu minimal enam bulan dengan konsumsi obat setiap hari.
Menkes juga mengingatkan bahwa TBC adalah penyakit yang mematikan jika tidak diobati dengan benar. Beliau menyerukan pentingnya deteksi dini dan pengobatan lengkap. Pemerintah daerah juga didorong untuk mengambil empat langkah penting, yaitu:
- Menemukan kasus TBC secara aktif.
- Segera memberikan pengobatan kepada pasien yang terdiagnosis.
- Memastikan pasien menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.
- Memberikan terapi pencegahan kepada orang-orang yang kontak erat dengan pasien TBC.
Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus) turut menyoroti bahaya laten TBC yang terus memakan korban jiwa. Ia mengajak masyarakat untuk aktif melapor dan mendukung program Temukan, Obati, Sampai Sembuh (TOSS), serta menepis informasi hoaks yang dapat menghambat penanganan TBC.
Program penanggulangan TBC menjadi salah satu prioritas pemerintahan saat ini, mengingat tingginya angka kematian akibat penyakit ini. Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap gejala TBC yang bervariasi, seperti batuk terus-menerus lebih dari dua minggu, demam berkepanjangan, keringat malam, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, dan kelelahan.
Menkes menegaskan bahwa TBC dapat dicegah dan diobati. Penularan dapat dihentikan dengan pemberian obat yang tepat, dan kesembuhan dapat dicapai jika pengobatan diselesaikan dengan tuntas. Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan yang komprehensif adalah kunci untuk mengalahkan TBC dan menyelamatkan nyawa.