Fenomena Halocline: Bukti Ilmiah Ayat Al-Qur'an tentang Pertemuan Air Tawar dan Asin di Laut

Penemuan Sungai di Dasar Laut: Mengungkap Kebenaran Ilmiah dalam Al-Qur'an

Ayat Al-Qur'an Surah Al-Furqan ayat 53 berbicara tentang batas antara air tawar dan air asin. Penemuan ilmiah modern telah memberikan bukti nyata dari fenomena ini, khususnya dengan ditemukannya aliran air tawar di lingkungan laut, seperti di Semenanjung Yucatán, Meksiko.

Fenomena alam yang menakjubkan ini dapat diamati di Cenote Angelita, sebuah gua bawah air yang terletak di dasar laut. Cenote ini berisi air tawar dan menjadi tujuan populer bagi penyelam dari seluruh dunia yang ingin menyaksikan keunikan ini.

Penemuan Yves Costeau

Pada tahun 2017, ahli oseanografi terkenal asal Prancis, Yves Costeau, melakukan penyelaman dan mendokumentasikan fenomena ini, yang kemudian menarik perhatian publik. Selama penyelamannya di Cenote Angelita, Costeau menemukan lapisan tebal dan keruh yang tampak seperti sungai yang mengalir di dasar cenote. Fenomena ini dikenal sebagai halocline.

Halocline: Pertemuan Dua Massa Air Berbeda

Halocline adalah zona transisi vertikal di dalam badan air di mana salinitas berubah dengan cepat dengan kedalaman. Ini adalah pertemuan dua jenis air dengan tingkat salinitas yang berbeda yang tidak bercampur secara langsung. Saat penyelam melewati lapisan ini, mereka merasakan ilusi berenang di atas sungai yang membelah dasar laut, memberikan pengalaman visual yang unik.

Sungai Bawah Laut di Laut Hitam

Cenote Angelita bukan satu-satunya lokasi di dunia di mana fenomena "sungai bawah laut" dapat diamati. Di dasar Laut Hitam, sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh Dr. Dan Parsons dari Universitas Leeds juga menemukan kejadian serupa. Mereka berhipotesis bahwa aliran air asin dari Laut Mediterania, yang masuk melalui Selat Bosphorus, membawa sedimen yang akhirnya membentuk sungai bawah laut dengan lembah, tepi sungai, dan saluran utama.

Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 53

Surah Al-Furqan ayat 53 memberikan penjelasan tentang fenomena ini:

۞ وَهُوَ ٱلَّذِى مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ هَٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا

"Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi."

Menurut Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, ayat ini mengingatkan dan memerintahkan manusia untuk merenungkan alam sekitar. Air sungai yang tawar dan menyegarkan telah mengalir selama ribuan tahun ke lautan yang asin dan pahit. Air laut yang asin menguap karena panas matahari, lalu disaring oleh awan dan jatuh ke bumi sebagai hujan tawar. Di muara sungai, batas antara air asin dan air tawar terlihat jelas.

Kitab Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah menciptakan air tawar di sungai, mata air, dan sumur, yang segar dan mudah diminum. Allah juga menciptakan air asin di laut-laut, agar tidak mencemari udara dan mencegah bumi berbau busuk. Air laut asin menjaga udara tetap segar dan bangkai hewan di dalamnya menjadi halal.

Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa Allah menciptakan barzakh (dinding) dan hijrًا mahjụrā (batas yang menghalangi) antara air tawar dan air asin, agar keduanya tidak bercampur. Ini sesuai dengan firman Allah dalam ayat lain yang menyebutkan bahwa antara dua lautan terdapat batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.