Proyek Rehabilitasi Sekolah di Jakarta Barat Jadi Sorotan DPRD, Temukan Atap Bocor dan Instalasi Listrik Berbahaya
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menyoroti kualitas proyek rehabilitasi sekolah di Jakarta Barat yang dinilai tidak memuaskan. Temuan di lapangan menunjukkan sejumlah kerusakan signifikan, bahkan sebelum sekolah tersebut digunakan secara penuh.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Yudha Permana, menyampaikan kritik pedasnya dalam rapat kerja bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan pihak pelaksana proyek. Rekaman video rapat tersebut kemudian diunggah dan menjadi perhatian publik. Yudha secara khusus menyoroti kondisi beberapa sekolah di Jakarta Barat, termasuk SDN 05 dan SMPN 292 Grogol, serta SDN 04 dan SMPN 291 Kembangan. Menurutnya, proyek rehabilitasi yang menelan anggaran sebesar Rp50 miliar tersebut, justru menghasilkan bangunan yang terkesan tua dan tidak terawat.
Salah satu masalah utama yang ditemukan adalah kondisi rooftop yang memprihatinkan. Yudha menjelaskan bahwa area tersebut kerap tergenang air, bahkan saat tidak hujan. Genangan air ini menyebabkan rembesan yang signifikan ke plafon di bawahnya, terutama di area yang berdekatan dengan instalasi listrik. Kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran serius terkait keselamatan siswa dan staf sekolah.
"Anak sekolah itu kalau kesetrum listrik bisa meninggal dunia. Sebentar lagi anak-anak sudah mulai sekolah. Ini bagaimana untuk membereskannya?" ujar Yudha, mengungkapkan kekhawatirannya.
Selain masalah rooftop, Yudha juga menyoroti fasilitas lain yang dinilai tidak layak. Ia mencontohkan lift yang rusak akibat tergenang air, kondisi toilet yang buruk, serta ring basket yang dianggap tidak sepadan dengan anggaran yang dialokasikan untuk proyek rehabilitasi. Menurutnya, ring basket yang dipasang hanya bernilai sekitar Rp2 juta, sementara total anggaran proyek mencapai Rp50 miliar.
"Masak ring basket dikasih yang Rp2 jutaan, tapi anggaran rehabilitasi Rp50 miliar," kata Yudha dengan nada heran.
Lebih lanjut, Yudha membandingkan proyek rehabilitasi sekolah di Jakarta Barat ini dengan proyek serupa yang dikerjakan di Jakarta Pusat oleh kontraktor lain. Ia menilai bahwa kualitas pekerjaan di Jakarta Pusat jauh lebih baik, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas pengawasan dan standar kualitas proyek di Jakarta Barat.
Menanggapi temuan ini, Yudha mendesak Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja pelaksana proyek. Ia menekankan pentingnya memastikan aspek keselamatan dan kualitas bangunan, mengingat sekolah akan segera digunakan oleh siswa. Evaluasi ini diharapkan dapat mengidentifikasi penyebab masalah dan memberikan solusi yang tepat agar proyek rehabilitasi sekolah dapat memberikan manfaat yang optimal bagi para siswa dan tenaga pengajar.