Presiden Prabowo Subianto dan Donald Trump Jalin Komunikasi via Telepon, Isu Tarif Impor Mencuat

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini menerima panggilan telepon dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Momen penting ini diabadikan dan dibagikan oleh Prabowo melalui akun Instagram pribadinya pada Jumat, 13 Juni 2025, dini hari. Dalam unggahan tersebut, terlihat jelas ekspresi sumringah Prabowo saat berinteraksi dengan Trump.

Dalam keterangan singkat yang menyertai unggahan tersebut, Prabowo menyatakan, "Hari ini saya menerima sambungan telepon dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump."

Komunikasi antara kedua tokoh ini terjadi di tengah dinamika hubungan perdagangan global yang kompleks. Beberapa waktu lalu, Prabowo secara terbuka menyampaikan keinginannya untuk bertemu langsung dengan Trump. Agenda utama pertemuan yang diusulkan adalah membahas kebijakan tarif impor yang baru, yang berpotensi memengaruhi perekonomian Indonesia.

"Saya sudah minta waktu, mudah-mudahan ya," ungkap Prabowo dalam sebuah konferensi pers di Antalya, Turki, sebagaimana disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu, 12 Mei. Pernyataan ini mengindikasikan keseriusan Prabowo dalam menjalin dialog dengan AS terkait isu-isu ekonomi yang krusial.

Latar belakang dari inisiatif Prabowo ini adalah tensi perdagangan yang meningkat antara AS dan Tiongkok. Kedua negara adidaya tersebut terlibat dalam aksi saling menaikkan tarif impor, menciptakan ketidakpastian di pasar global. Prabowo berharap agar kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.

"Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan, saya harap," tutur Prabowo, menunjukkan optimisme terhadap penyelesaian sengketa dagang tersebut.

Dalam konteks geopolitik yang lebih luas, Prabowo menegaskan posisi netral Indonesia. Ia memandang AS dan Tiongkok sebagai sahabat yang memiliki arti penting bagi Indonesia. Prinsip ini mendasari keinginan Indonesia untuk berperan sebagai jembatan dalam meredakan ketegangan yang ada.

"Tidak, tidak. Kami menghormati semua negara. Kami menganggap China sebagai teman baik kami. Kami juga menganggap AS sebagai teman baik. Kami ingin menjadi jembatan," tegas Prabowo, menekankan komitmen Indonesia terhadap hubungan baik dengan semua negara.

Komunikasi antara Presiden Prabowo dan mantan Presiden Trump ini menjadi sorotan, mengingat implikasinya terhadap hubungan bilateral Indonesia-AS serta peran Indonesia dalam percaturan ekonomi dan politik global. Pembicaraan terkait tarif impor dan harapan akan kesepakatan damai antara AS dan Tiongkok menggarisbawahi pentingnya diplomasi dan dialog dalam menghadapi tantangan global.