21 Ton Sampah dari Jakarta Mengotori Kepulauan Seribu: Upaya Pembersihan dan Imbauan Warga

21 Ton Sampah dari Jakarta Mengotori Kepulauan Seribu: Upaya Pembersihan dan Imbauan Warga

Sejak awal Maret 2025, Kepulauan Seribu telah menerima kiriman sampah dari Jakarta dan sekitarnya, dengan total mencapai 21,2 ton hingga 10 Maret 2025. Angka ini berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Seksi Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Seribu, Lukman Dermanto. Sampah-sampah tersebut, yang mencapai sejumlah pulau di Kepulauan Seribu, diduga terbawa arus dan angin kencang dari wilayah daratan selama malam hari. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan dan memaksa pemerintah setempat untuk melakukan tindakan segera.

Upaya pembersihan telah dilakukan secara intensif. Sebanyak 25 personel kebersihan diterjunkan ke berbagai lokasi, meliputi pesisir Pantai Pujasera, Pantai Taman Arsa, Pantai RPTRA Amiterdam, Dermaga Timur dan Dermaga Utara. Mereka dilengkapi dengan peralatan pendukung untuk menangani volume sampah yang signifikan. Petugas kebersihan hingga saat ini masih terus melakukan pengecekan dan pembersihan di area pesisir pantai, dengan harapan dapat meminimalisir dampak lingkungan yang ditimbulkan. Sebelum diangkut ke TPA Bantar Gebang, sampah tersebut melalui proses pemilahan di tempat penampungan sementara (TPS) untuk memisahkan sampah organik dan non-organik. Proses ini bertujuan untuk efisiensi pengelolaan sampah dan mengurangi volume sampah yang harus diangkut. Pemerintah daerah berupaya untuk meminimalisir jumlah sampah yang dibawa ke daratan, menekankan pentingnya penanganan di sumber sampah.

Tidak hanya pemerintah, warga setempat juga turut andil dalam upaya pembersihan. Ahya Ulumudin, pengurus Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Amiterdam di Pulau Untung Jawa, melaporkan bahwa wilayah pesisir pantai di pulau tersebut telah tercemar sampah kiriman. Beliau dan warga setempat ikut serta dalam aksi pembersihan di sekitar area RPTRA Amiterdam. Kondisi ini diperparah oleh musim angin kencang yang sedang melanda wilayah tersebut.

Lukman Dermanto juga menyampaikan imbauan penting kepada masyarakat, agar berhenti membuang sampah sembarangan ke laut atau sungai. Hal ini dinilai sebagai penyebab utama masuknya sampah dalam jumlah besar ke wilayah Kepulauan Seribu. Upaya pencegahan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini secara berkelanjutan. Pembersihan yang telah dan akan dilakukan hanyalah solusi jangka pendek, sementara solusi jangka panjang terletak pada perubahan perilaku dan kesadaran kolektif untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Pemerintah Kepulauan Seribu berharap agar upaya pembersihan dan imbauan ini dapat menekan volume sampah yang masuk ke wilayah mereka, sehingga lingkungan tetap terjaga kelestariannya dan keindahan alam Kepulauan Seribu tidak lagi terganggu oleh sampah kiriman dari daratan. Pencegahan dan penanganan yang komprehensif menjadi kunci keberhasilan dalam upaya mengatasi permasalahan sampah ini.