Bank Raya Cetak Kinerja Impresif di 2024: Laba Bersih Melonjak, Didukung Ekspansi Digital
Bank Raya Cetak Kinerja Impresif di 2024: Laba Bersih Melonjak, Didukung Ekspansi Digital
PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang gemilang sepanjang tahun buku 2024. Laba bersih perusahaan tercatat mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 108,9 persen secara tahunan (year on year/yoy), mencapai angka Rp 50,89 miliar. Lonjakan laba bersih ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang mencapai Rp 1,04 triliun, naik 17,3 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut mencerminkan keberhasilan strategi bisnis Bank Raya dalam meningkatkan penyaluran kredit, khususnya di segmen digital.
Keberhasilan Bank Raya juga terlihat dari peningkatan rasio profitabilitas. Net Interest Margin (NIM) meningkat 53 basis poin (bps) menjadi 4,44 persen, sementara Return on Asset (ROA) naik 20 bps menjadi 0,40 persen dan Return on Equity (ROE) meningkat 82 bps menjadi 1,59 persen. Pertumbuhan yang signifikan ini menandakan peningkatan efisiensi dan profitabilitas operasional Bank Raya.
Pertumbuhan kinerja Bank Raya didukung oleh beberapa faktor kunci. Salah satunya adalah ekspansi pesat di sektor kredit digital. Penyaluran kredit digital sepanjang 2024 mencapai Rp 20,57 triliun, melonjak 88,9 persen (yoy). Hal ini turut mendorong pertumbuhan outstanding kredit bisnis digital menjadi Rp 2,29 triliun (naik 81,6 persen yoy), dan peningkatan digital saving sebesar Rp 1,32 triliun (naik 57,2 persen yoy). Total aset Bank Raya pun meningkat 5,5 persen (yoy) menjadi Rp 13,13 triliun.
Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia, menjelaskan bahwa kinerja positif ini merupakan hasil dari strategi transformasi digital yang terencana dan implementasi prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan aset. Kualitas aset Bank Raya terus membaik, tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) gross menjadi 3,22 persen (dari 4,40 persen di tahun sebelumnya) dan NPL net menjadi 1,20 persen (dari 1,51 persen). Rasio NPL Coverage pun meningkat signifikan menjadi 455,46 persen.
Bank Raya juga berhasil mempertahankan likuiditas yang sehat. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat 87,62 persen, sementara Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di atas ketentuan minimum, masing-masing sebesar 160,27 persen dan melebihi 100 persen. Rasio kecukupan modal (CAR) yang kuat, sebesar 44,29 persen (Tier 1 CAR: 43,46 persen), memberikan landasan yang kokoh untuk ekspansi bisnis di masa depan.
Strategi sinergi dengan ekosistem BRI, seperti pemanfaatan Agen BRILink dan Agen Gadai, serta kemitraan dengan PNM untuk aplikasi PNM Digi dan berbagai ekosistem fintech lainnya, terbukti efektif dalam memperluas jangkauan layanan dan menjangkau segmen UMKM. Pengembangan Raya App juga memberikan kontribusi signifikan. Hingga akhir 2024, aplikasi ini telah memiliki lebih dari 75 fitur, 1 juta pengguna (naik 21 persen yoy), dan mencatat lebih dari 4 juta transaksi (naik 127 persen yoy).
Subagia menyatakan optimisme terhadap prospek Bank Raya di tahun-tahun mendatang. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini membuktikan transformasi digital dan strategi pengembangan produk Bank Raya telah menghasilkan pertumbuhan yang menguntungkan, sehat, dan berkelanjutan. Ke depan, Bank Raya akan terus berinovasi dan mengoptimalkan layanan digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah.