Indonesia Optimistis Capai Swasembada Gula pada 2028, Impor Tetap Jadi Solusi Sementara

Pemerintah Indonesia menargetkan swasembada gula nasional dapat terealisasi pada tahun 2028. Target ini menyusul keberhasilan program swasembada beras dan jagung yang telah dicapai sebelumnya. Meskipun demikian, dalam upaya mencapai ambisi tersebut, impor gula masih menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa setelah keberhasilan swasembada beras dan jagung, pemerintah kini fokus untuk mencapai swasembada gula. Hal ini disampaikan di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, pada Kamis, 12 Juni 2025.

Menurut Zulkifli, produksi gula konsumsi nasional saat ini belum mencukupi untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Selain pemenuhan kebutuhan gula konsumsi, pemerintah juga berupaya untuk memenuhi kebutuhan gula rafinasi yang digunakan oleh sektor industri.

"Kita targetkan dalam tiga tahun ini kita bisa swasembada, dengan jumlah sekitar 5 juta ton," ujarnya.

Guna mencapai target tersebut, pemerintah sedang melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).

Penyempurnaan ini dilakukan bersamaan dengan revisi Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024 terkait pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke.

Namun, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi gula nasional masih mengalami defisit hingga 63 persen. Pada tahun 2023, kebutuhan gula dalam negeri mencapai 6,08 juta ton per tahun, sementara produksi hanya mencapai 2,27 juta ton per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan industri.

Pemerintah telah mengizinkan impor gula kristal mentah (raw sugar) sebanyak 200.000 ton pada tahun ini untuk meningkatkan cadangan pangan pemerintah.

"Gula kristal mentah ini akan digunakan sebagai cadangan pangan pemerintah," kata Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, di Kantor Kemenko Pangan, pada Kamis, 13 Februari 2025.

Rencana percepatan swasembada gula ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor gula dalam beberapa tahun mendatang. Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi dalam mencapai swasembada gula diperkirakan akan cukup besar.

Berikut adalah poin-poin penting terkait upaya pemerintah untuk mencapai swasembada gula:

  • Target Swasembada: Pemerintah menargetkan swasembada gula nasional pada tahun 2028.
  • Fokus Pemerintah: Setelah sukses dengan swasembada beras dan jagung, pemerintah kini fokus pada swasembada gula.
  • Penyempurnaan Regulasi: Pemerintah sedang menyempurnakan Perpres Nomor 40 Tahun 2023 dan merevisi Keppres Nomor 15 Tahun 2024 untuk mendukung percepatan swasembada gula.
  • Defisit Produksi: Produksi gula nasional masih defisit 63 persen, sehingga impor masih diperlukan.
  • Impor Gula: Pemerintah mengizinkan impor gula kristal mentah sebanyak 200.000 ton untuk cadangan pangan pemerintah.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, pemerintah berharap dapat mengurangi ketergantungan pada impor gula dan mencapai swasembada gula pada tahun 2028.