Analis Prediksi Kenaikan Harga Emas Dunia: Sentuh Level Tertinggi Baru?

Analis dari sebuah perusahaan sekuritas terkemuka di Indonesia memproyeksikan harga emas dunia berpotensi meroket hingga mencapai 3.500 dollar AS per troy ounce dalam beberapa bulan mendatang. Proyeksi optimis ini didorong oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik global dan kondisi makroekonomi yang dinamis.

Farras Farhan, seorang analis riset di Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengungkapkan bahwa harga emas saat ini menunjukkan momentum kenaikan yang signifikan. "Kami melihat setidaknya dalam satu hingga tiga bulan ke depan, harga emas masih memiliki ruang untuk naik hingga mencapai level 3.500 dollar AS per troy ounce," ujarnya dalam sebuah acara media baru-baru ini.

Sebagai ilustrasi, harga emas global pada penutupan perdagangan hari Rabu lalu telah mencapai sekitar 3.340 dollar AS per troy ounce, atau setara dengan Rp 55,1 juta. Angka ini menunjukkan lonjakan lebih dari 27 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2024 yang berada di level 2.620 dollar AS per troy ounce, atau sekitar Rp 43,2 juta. Bahkan, sejak awal tahun ini, rata-rata harga emas masih berada di bawah 3.000 dollar AS per troy ounce. Dengan demikian, proyeksi kenaikan harga emas ini semakin menguatkan potensi investasi di logam mulia ini.

Faktor-faktor yang Mendorong Kenaikan Harga Emas

Beberapa faktor utama yang diprediksi akan mendorong kenaikan harga emas antara lain:

  • Ketidakpastian Geopolitik: Konflik dan ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di berbagai belahan dunia cenderung meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas.
  • Kondisi Makroekonomi Global: Ketidakstabilan ekonomi global, termasuk inflasi dan potensi resesi, juga dapat mendorong investor untuk mencari perlindungan nilai dalam emas.
  • Kebijakan Perdagangan AS: Momentum berakhirnya masa suspensi tarif dagang Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan perdagangan dan politiknya juga dapat mempengaruhi harga emas.
  • Permintaan Musiman dari India: Permintaan emas diperkirakan akan meningkat menjelang perayaan Diwali di India pada bulan Oktober. Perayaan ini secara tradisional meningkatkan permintaan emas, sehingga berpotensi mendongkrak harga emas global.

Namun, Mirae Asset juga memberikan catatan bahwa penguatan harga emas ini mungkin bersifat sementara. Farras menjelaskan bahwa harga emas diprediksi akan mengalami koreksi pada akhir tahun ini karena beberapa faktor seperti:

  • Peningkatan Suplai Produksi: Tambahan suplai produksi emas dari Australia diperkirakan akan meningkatkan ketersediaan emas di pasar.
  • Penurunan Permintaan Global: Penurunan permintaan emas dunia juga dapat memberikan tekanan pada harga.

Rekomendasi Saham

Dalam kesempatan tersebut, Mirae Asset juga memberikan rekomendasi saham-saham perusahaan pertambangan yang berpotensi mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga emas. Beberapa saham yang direkomendasikan antara lain:

  • PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)
  • PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
  • PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
  • PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)