Eskalasi Konflik Timur Tengah: Serangan Israel Tewaskan Komandan Garda Revolusi Iran dan Targetkan Fasilitas Nuklir
Gelombang kekerasan baru melanda Timur Tengah setelah Israel melancarkan serangan yang diklaim menargetkan program nuklir dan infrastruktur militer Iran. Serangan ini dilaporkan mengakibatkan tewasnya Mayor Jenderal Hossein Salami, Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), sebuah pukulan telak bagi kepemimpinan militer Iran. Kantor berita Tasnim, yang mengutip sumber lokal, melaporkan bahwa Salami tewas dalam serangan yang menyasar markas besar IRGC.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi bahwa operasi tersebut bertujuan untuk menghancurkan "jantung program pengayaan nuklir Iran." Menurutnya, serangan berfokus pada fasilitas atom di Natanz dan para ilmuwan yang terlibat dalam program tersebut. Netanyahu menegaskan bahwa operasi akan berlanjut selama diperlukan. Sementara itu, seorang pejabat keamanan Israel mengindikasikan bahwa Kepala Staf Iran, Mohammad Bagheri, juga menjadi target dan "kemungkinan besar tersingkir."
Media pemerintah Iran melaporkan bahwa serangan tersebut tidak hanya menyasar fasilitas militer, tetapi juga menghantam bangunan tempat tinggal di Teheran, menyebabkan jatuhnya korban sipil, termasuk wanita dan anak-anak. Laporan tersebut juga menyebutkan adanya kobaran api dan asap di lokasi-lokasi penting Garda Revolusi Iran. Ledakan dilaporkan terdengar di kota Natanz, yang terletak di provinsi tengah Iran.
Sebagai respons terhadap serangan tersebut, otoritas Iran menghentikan lalu lintas udara di Bandara Internasional Imam Khomeini, bandara utama Teheran. Negara tetangga Irak juga menutup wilayah udaranya dan menangguhkan seluruh penerbangan di semua bandara. Israel pun mengumumkan keadaan darurat dan menutup wilayah udaranya, mengantisipasi kemungkinan balasan dari Iran. Menteri Pertahanan Israel, Katz, memperingatkan bahwa serangan rudal dan pesawat tak berawak dari Iran kemungkinan akan segera terjadi.
Seorang pejabat militer Israel menambahkan bahwa intelijen mereka menunjukkan Iran memiliki kemampuan untuk menyerang Israel kapan saja. Ketegangan yang meningkat ini berdampak langsung pada pasar global. Harga minyak melonjak hingga delapan persen, sementara pasar saham mengalami penurunan tajam.
Serangan Israel ini terjadi di tengah peringatan dari Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya mengindikasikan kemungkinan terjadinya serangan Israel. Trump juga menyatakan bahwa AS mengurangi stafnya di wilayah tersebut. Ditanya tentang kemungkinan serangan Israel, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa "sepertinya itu adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi." Trump menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan nuklir dengan Iran "cukup dekat," tetapi memperingatkan bahwa serangan Israel dapat merusak peluang tercapainya kesepakatan tersebut. Meskipun tidak memberikan rincian percakapan dengan Netanyahu, Trump mengatakan bahwa dia "tidak ingin mereka melakukannya, karena saya pikir itu akan merusaknya." Namun, dia juga menambahkan bahwa serangan itu "sebenarnya mungkin akan membantu, tetapi juga dapat merusaknya."
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio memperingatkan Iran agar tidak membalas serangan Israel dengan menargetkan pangkalan-pangkalan AS, menegaskan bahwa Washington tidak terlibat dalam serangan tersebut. "Saya tegaskan: Iran tidak boleh menargetkan kepentingan atau personel AS," kata Rubio dalam sebuah pernyataan.
Berikut adalah poin-poin penting dari berita ini:
- Serangan Israel: Israel melancarkan serangan yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran.
- Kematian Komandan IRGC: Komandan Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, tewas dalam serangan tersebut.
- Respons Iran: Iran menghentikan lalu lintas udara dan mengantisipasi serangan balasan.
- Reaksi Internasional: Harga minyak melonjak, dan AS memperingatkan Iran untuk tidak menargetkan kepentingan AS.