PBNU Merespons Tuduhan Penerimaan Dana Ilegal dari Aktivitas Pertambangan di Raja Ampat
Isu mengenai dugaan penerimaan dana dari perusahaan tambang yang beroperasi di Raja Ampat oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah memicu reaksi keras dari organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut. PBNU dengan tegas membantah tudingan tersebut dan menyebutnya sebagai fitnah yang keji.
Bendahara Umum PBNU, Gudfan Arif, yang akrab disapa Gus Gudfan, menyampaikan bantahan tersebut dalam keterangan pers. Ia menegaskan bahwa klaim yang menyebutkan PBNU menerima aliran dana dari PT Gag Nikel, sebuah perusahaan tambang yang beroperasi di Raja Ampat, adalah tidak benar dan merupakan upaya untuk mencemarkan nama baik organisasi. Gus Gudfan menjelaskan bahwa keterlibatan salah seorang tokoh NU, KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), sebagai komisaris di PT Gag Nikel adalah dalam kapasitas personal dan tidak mewakili PBNU secara kelembagaan.
Gus Gudfan menekankan bahwa PBNU tidak memiliki kebijakan untuk menempatkan pengurusnya di perusahaan manapun, baik itu perusahaan milik negara (BUMN) maupun perusahaan swasta. Ia menjelaskan bahwa PT Gag Nikel merupakan anak perusahaan dari PT ANTAM (Aneka Tambang), sebuah BUMN yang bergerak di bidang pertambangan. Keberadaan Gus Fahrur sebagai salah satu komisaris di perusahaan tersebut tidak serta merta mengindikasikan keterkaitan antara PT Gag Nikel dengan PBNU.
Tudingan mengenai penerimaan dana oleh PBNU pertama kali muncul dari sebuah akun TikTok yang menuduh adanya aliran dana dari perusahaan tambang melalui perantara bernama Ananda Tohpati, yang dikaitkan dengan nama Andes "Kancil". Akun tersebut mengklaim bahwa Ananda Tohpati, yang disebut sebagai putra dari mantan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya, mengumpulkan donasi sebesar Rp 275 miliar per bulan atau Rp 3,3 triliun per tahun dari perusahaan-perusahaan tambang. Dana tersebut kemudian diduga disalurkan ke berbagai jaringan, termasuk PBNU, melalui Gus Fahrur.
Tudingan ini langsung dibantah keras oleh Gus Fahrur. Ia menyatakan tidak mengenal sosok Ananda Tohpati yang disebut dalam unggahan tersebut dan menegaskan bahwa tidak ada sumbangan atau aliran dana dari perusahaan tambang manapun yang masuk ke PBNU. Gus Fahrur bahkan menjamin kebenaran pernyataannya hingga seribu persen.
Senada dengan Gus Fahrur, Gus Gudfan juga menegaskan bahwa PBNU tidak mengenal sosok yang disebut sebagai "Andes" maupun aliran dana dari aktivitas pertambangan. Ia menyatakan kesiapannya untuk membuktikan pernyataan tersebut dengan data dan fakta yang akurat.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, turut memberikan tanggapan terkait isu ini. Ia menjelaskan bahwa PBNU tidak mencampuri urusan pribadi para pengurusnya, termasuk jika ada di antara mereka yang memiliki jabatan atau kegiatan di luar struktur organisasi PBNU. Gus Yahya mencontohkan bahwa pengurus PBNU berasal dari berbagai latar belakang, termasuk kiai pesantren, pengusaha, dan lain-lain. Ia menegaskan bahwa urusan bisnis atau kegiatan pribadi para pengurus PBNU tidak dapat dikaitkan dengan organisasi secara keseluruhan.
Gus Yahya juga menegaskan bahwa PBNU tidak pernah mengeluarkan surat rekomendasi untuk jabatan apapun di perusahaan manapun. Ia menantang pihak-pihak yang meragukan pernyataan tersebut untuk mencari bukti surat rekomendasi dari PBNU di kesekretariatan organisasi.
Berikut adalah point penting dalam pemberitaan:
- PBNU membantah tudingan menerima aliran dana dari perusahaan tambang PT Gag Nikel di Raja Ampat.
- Bendahara Umum PBNU Gudfan Arif menyebut tudingan tersebut sebagai fitnah yang sangat keji.
- Keterlibatan KH Ahmad Fahrur Rozi sebagai komisaris di PT Gag Nikel adalah murni atas nama pribadi, bukan mewakili PBNU.
- PBNU tidak pernah menempatkan pengurusnya di perusahaan mana pun, baik milik negara maupun swasta.
- Akun TikTok @tanpadusta menuding PBNU menerima aliran dana dari perusahaan tambang melalui seseorang bernama Ananda Tohpati.
- Ananda disebut mengumpulkan donasi hingga Rp 275 miliar per bulan atau Rp 3,3 triliun per tahun dari perusahaan-perusahaan tambang.
- Gus Fahrur membantah tudingan tersebut dan mengaku tidak mengenal sosok Ananda Tohpati.
- Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menegaskan PBNU tidak mencampuri urusan pribadi para pengurusnya.
- PBNU tidak pernah mengeluarkan surat rekomendasi untuk jabatan di perusahaan mana pun.