Prabowo Jalin Komunikasi Intensif dengan Trump di Tengah Pembahasan Tarif Impor

Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini melakukan percakapan melalui saluran telepon dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Momen penting ini dibagikan oleh Prabowo melalui akun Instagram resminya, @prabowo.

Dalam unggahan foto yang diposting pada Kamis (12/6/2025) malam, terlihat Prabowo berada di ruang kerjanya. Ia tampak sedang berbicara dengan Trump melalui telepon genggam sambil duduk di meja kerjanya. "Hari ini saya menerima sambungan telepon dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump," tulis Prabowo dalam keterangan unggahannya, yang dikutip pada Jumat (13/6/2025).

Komunikasi antara kedua pemimpin negara ini terjadi di tengah berlangsungnya proses negosiasi terkait tarif impor. Pembahasan ini telah berlangsung sejak pertengahan April, setelah Trump mengumumkan penerapan tarif resiprokal, yang berdampak pada Indonesia dengan tarif sebesar 32% untuk setiap barang yang diekspor ke Amerika Serikat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang memimpin proses negosiasi tersebut, menyampaikan bahwa tim teknis negosiasi terus melakukan pertukaran informasi. "Prosesnya kita ikuti saja," ujar Airlangga pada pertengahan Mei lalu.

Sebagai informasi tambahan, pemerintah Indonesia telah menandatangani non-disclosure agreement (NDA) sebagai langkah awal negosiasi pada akhir kunjungan ke Amerika Serikat bulan lalu. Kesepakatan ini mengharuskan kedua negara untuk tidak mengungkapkan secara detail kepada publik mengenai hasil atau perkembangan dari proses negosiasi yang sedang berjalan.

Tawaran yang diajukan oleh pemerintah Indonesia kepada Amerika Serikat sejauh ini masih sama dan terus dalam proses pembahasan. Tawaran tersebut mencakup:

  • Deregulasi aturan pajak dan bea cukai.
  • Peningkatan impor dari Amerika Serikat untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.
  • Penghapusan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Tawaran utama dari Indonesia adalah upaya penyeimbangan neraca dagang dengan Amerika Serikat, dimana Indonesia bersedia mengurangi surplus dengan Amerika Serikat melalui peningkatan volume impor barang dari Amerika Serikat.

Beberapa komoditas yang ditawarkan untuk diimpor dari Amerika Serikat ke Indonesia antara lain:

  • Minyak dan gas
  • Produk agrikultur seperti gandum dan kedelai.

Selain itu, Indonesia akan memberikan fasilitas kepada perusahaan Amerika Serikat yang beroperasi di dalam negeri untuk menjalankan bisnis dengan aman dan nyaman. Kemudahan perizinan dan insentif tertentu akan diberikan kepada perusahaan-perusahaan tersebut.

Indonesia juga menawarkan produk mineral kritis kepada Amerika Serikat dan mempermudah regulasi impor, termasuk produk holtikultura dari Amerika Serikat. Investasi antara kedua negara juga akan didorong melalui skema business to business (B to B). Pemerintah berharap langkah-langkah ini dapat mempererat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan dalam negosiasi tarif impor.