Pemprov Banten dan TNUK Bersinergi Selamatkan Badak Jawa dari Kepunahan

Pemerintah Provinsi Banten bersama Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) mengambil langkah strategis untuk mencegah kepunahan badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Sinergi ini diwujudkan melalui pertemuan yang membahas berbagai upaya konservasi, termasuk program pengembangbiakan (breeding) dengan memilih individu-individu dengan kualitas genetik terbaik.

Gubernur Banten, Andra Soni, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kondisi populasi badak Jawa saat ini. Berdasarkan data, populasi badak di Ujung Kulon berjumlah 87 ekor, dengan komposisi 40 jantan dan 47 betina. Namun, kualitas DNA mereka terus menurun, dan jika tidak ada intervensi, diperkirakan populasi ini hanya akan bertahan sekitar 40 tahun lagi.

Menyikapi situasi mendesak ini, Balai TNUK telah mengidentifikasi dua pasangan badak dengan DNA unggul untuk dijadikan fokus program breeding. Pasangan tersebut adalah badak jantan bernama Mustofa dan badak betina bernama Desi. Pemilihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas genetik populasi badak Jawa secara keseluruhan. Upaya pelestarian ini akan difokuskan di kawasan Ujung Kulon.

Kepala Balai TNUK, Ardi Andono, menjelaskan lebih detail mengenai rencana translokasi badak ke Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) di Ujung Jaya, Sumur, Pandeglang. Translokasi ini merupakan bagian penting dari strategi breeding. Dua ekor badak Jawa akan dipindahkan dari semenanjung Ujung Kulon ke kandang khusus yang disebut 'pedok'.

Pedok ini memiliki luas 40 hektare dan dibagi menjadi empat bagian. Di dalam pedok inilah proses breeding akan dilakukan secara intensif dan terkontrol. Lingkungan yang aman dan terkelola dengan baik diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan program pengembangbiakan.

Selain upaya konservasi, translokasi ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata. Badak Jawa adalah hewan yang sangat pemalu dan cenderung menjauhi manusia. Untuk mengatasi hal ini, Balai TNUK akan memasang kamera dan layar pemantau di sekitar area JRSCA.

Dengan adanya fasilitas pemantauan ini, pengunjung dapat menyaksikan aktivitas badak Jawa dari jarak jauh tanpa mengganggu habitat alami mereka. Hal ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan, baik domestik maupun internasional, untuk datang dan melihat langsung badak Jawa. Peningkatan kunjungan wisatawan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat lokal di sekitar Ujung Kulon.

Berikut adalah beberapa poin penting yang menjadi fokus dalam upaya penyelamatan badak Jawa:

  • Pemilihan Individu Unggul: Memilih badak dengan DNA terbaik untuk program breeding.
  • Translokasi: Memindahkan badak ke JRSCA untuk pengembangbiakan yang terkontrol.
  • Pemantauan: Memasang kamera dan layar untuk memantau aktivitas badak tanpa mengganggu habitat.
  • Pengembangan Ekowisata: Mempromosikan Ujung Kulon sebagai destinasi ekowisata untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap konservasi badak Jawa.

Dengan strategi yang komprehensif ini, diharapkan populasi badak Jawa dapat terus bertambah dan terhindar dari kepunahan, serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar kawasan konservasi.