Tragedi Air India: Pesawat Jatuh Usai Lepas Landas, Diduga Kehilangan Daya
Tragedi menimpa maskapai Air India saat sebuah pesawat Boeing 787-8 Dreamliner jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India. Insiden tersebut memicu investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan. Panggilan darurat yang dilakukan pilot sebelum kejadian mengindikasikan adanya masalah serius dengan daya pesawat.
Penerbangan nahas yang dijadwalkan menuju London itu dipiloti oleh Kapten Sumeet Sabharwal, seorang penerbang berpengalaman dengan lebih dari 8.200 jam terbang. Ia didampingi oleh kopilot Clive Kundar yang memiliki 1.100 jam terbang. Beberapa saat setelah lepas landas, Kapten Sabharwal mengirimkan sinyal mayday yang mengkhawatirkan.
"Mayday... tidak ada daya dorong, kehilangan tenaga, tidak dapat mengangkat," demikian bunyi pesan darurat yang disampaikan Kapten Sabharwal kepada petugas pengawas lalu lintas udara.
Rekaman video yang beredar menunjukkan detik-detik terakhir pesawat kehilangan ketinggian dan kecepatan secara drastis. Alarm di kokpit berbunyi nyaring, menandakan situasi genting yang dihadapi para awak. Pesawat kemudian jatuh hanya sekitar 1,5 mil dari ujung landasan pacu, menghantam kawasan padat penduduk Meghaninagar di Gujarat, India barat laut.
Akibat benturan keras, puing-puing pesawat berserakan dan api berkobar hebat, mengubah area tersebut menjadi lautan api. Bagian ekor pesawat sepanjang 186 kaki terlihat mencuat dari reruntuhan bangunan. Beberapa bangunan di sekitar lokasi kejadian dilaporkan terbakar akibat ledakan.
Dugaan Penyebab Kecelakaan
Beberapa ahli penerbangan mengemukakan sejumlah teori terkait penyebab jatuhnya pesawat. Salah satu dugaan yang muncul adalah adanya tabrakan dengan burung (bird strike) yang menyebabkan kerusakan pada mesin pesawat. Kapten Saurabh Bhatnagar, seorang mantan pilot senior, berpendapat bahwa mesin pesawat mungkin mengalami kerusakan setelah menabrak kawanan burung, serupa dengan insiden yang dialami Jeju Air di Korea Selatan beberapa waktu lalu. Hipotesis ini didasarkan pada analisis rekaman video yang menunjukkan tidak adanya kepulan asap dari mesin sebelum kejadian.
Teori lain yang berkembang menyoroti kemungkinan adanya masalah pada flap sayap pesawat. Marco Chan, seorang pengamat penerbangan, mempertanyakan posisi flap pada saat lepas landas. Muncul spekulasi bahwa pesawat tidak diatur dengan benar untuk lepas landas, dengan flap yang tidak dipasang dengan benar. Flap merupakan bagian sayap yang dapat diperpanjang untuk meningkatkan daya angkat pesawat. Jika tidak diatur dengan tepat, flap dapat menyebabkan pesawat kehilangan daya angkat.
Terry Tozer, seorang mantan pilot dan penulis buku tentang penyebab kecelakaan pesawat, menyatakan bahwa masalah pada sayap merupakan penjelasan yang masuk akal untuk kecelakaan ini, mengingat bagaimana bagian depan pesawat menukik ke bawah sebelum jatuh.
Investigasi lebih lanjut masih berlangsung untuk menentukan penyebab pasti tragedi ini. Otoritas terkait berupaya mengumpulkan semua bukti dan informasi yang relevan untuk mengungkap fakta di balik kecelakaan Air India ini.