Jokowi Tanggapi Santai Inisial 'JKW' di Kapal Nikel: 'Moga-moga Ada Pesawat!'
Presiden Joko Widodo menanggapi dengan santai ramainya pemberitaan mengenai kapal-kapal pengangkut bijih nikel di Raja Ampat yang menggunakan inisial "JKW". Inisial tersebut memicu spekulasi dan dikaitkan dengan dirinya.
Jokowi, saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (13/6/2025), justru berkelakar mengenai kemungkinan inisial tersebut muncul di berbagai jenis kendaraan, bahkan pesawat. Ia menyatakan tidak mempermasalahkan inisial tersebut dan menanggapinya dengan nada humor.
"Kalau ada tulisan JKW, kemudian diartikan milik saya. Ya senang banget saya, Alhamdulillah punya kapal," ujarnya sambil tersenyum.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan bahwa inisial JKW sangat umum dan bisa ditemukan di berbagai tempat. Ia bahkan berseloroh tentang kemungkinan memiliki truk atau pesawat dengan inisial yang sama.
"Nanti ada truk, ada tulisannya JKW lagi. Oh, itu miliknya Pak Jokowi, alhamdulillah lagi. Nanti ada apa lagi? Ada pesawat, moga-moga ada pesawat ditulis. Ada tulisannya JKW, ya miliknya Pak Jokowi lagi. Bayarannya lah saya," katanya sambil tertawa.
Jokowi mengimbau masyarakat untuk tidak menafsirkan hal tersebut secara berlebihan dan mengingatkan bahwa inisial serupa sering ditemukan di berbagai tempat.
"Banyak kok tulisan di truk juga banyak. Saya lihat ada di bus juga ada. Biasa aja lah, biasa. Tapi harus jangan dibelokkan, jangan dipelintir, enggak baik," tegas Jokowi.
Menanggapi isu utama terkait dugaan pencemaran lingkungan akibat aktivitas penambangan nikel di Raja Ampat, Jokowi menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan ranah teknis yang menjadi kewenangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Itu terlalu teknis banget. Itu di Kementerian. (Izin perpanjangan) di Kementerian, itu masalah teknis. Itu sudah diberikan izin sejak lama, perpanjangannya di Kementerian, itu masalah teknis," jelasnya.
Meski demikian, Jokowi menegaskan komitmennya untuk meninjau lebih lanjut jika terdapat kerusakan lingkungan akibat aktivitas tersebut.
"Saya belum lihat, belum tahu lapangannya sih seperti apa. Tapi kalau mengganggu lingkungan, ya memang kalau perlu di-stop, ya stop. Kalau perlu dicabut, ya dicabut," tegas Jokowi.