Ketua MA Imbau Hakim Hindari Gaya Hidup Mewah dan Pamer Jabatan

Mahkamah Agung (MA) kembali memberikan penekanan terhadap pentingnya integritas dan kesederhanaan bagi para hakim di Indonesia. Ketua MA, Sunarto, secara tegas mengingatkan para hakim yang baru dilantik untuk menjauhi gaya hidup mewah dan menghindari tindakan yang dapat menimbulkan kesan pamer jabatan di mata publik.

Dalam pembinaan yang digelar di Jakarta Pusat, Sunarto menyampaikan pesannya dengan lugas. Ia menekankan bahwa integritas merupakan fondasi utama bagi seorang hakim. Menurutnya, hakim seharusnya menjalani kehidupan yang sederhana dan tidak berlebihan dalam menunjukkan status jabatannya.

"Jangan sampai ada hakim yang menempel stiker jabatan di mobilnya. Jabatan itu tidak perlu dipamerkan, tetapi dinikmati secara internal. Memamerkan jabatan justru dapat menimbulkan risiko," ujar Sunarto.

Sunarto juga menyoroti perilaku sebagian oknum yang memanfaatkan jabatan hakim untuk menghindari konsekuensi hukum, termasuk pelanggaran lalu lintas. Ia menegaskan bahwa jabatan hakim seharusnya disembunyikan dan tidak digunakan sebagai alat untuk mencari keuntungan pribadi atau perlakuan istimewa.

"Jangan sampai ada yang menggunakan atribut hakim untuk menghindari tilang polisi. Atau menggantungkan simbol hakim di kaca spion mobil agar disegani. Ini adalah jabatan yang seharusnya tersembunyi, bukan dipamerkan," tegasnya.

Lebih lanjut, Sunarto menekankan bahwa independensi adalah hal yang jauh lebih penting daripada kemewahan. Ia mengingatkan para hakim untuk menjaga independensi dalam menjalankan tugas, tanpa terpengaruh oleh tekanan atau intervensi dari pihak manapun.

"Independensi adalah kunci. Menghadiri secara mandiri tanpa tekanan atau intervensi. Itu yang harus saudara jaga. Marwah saudara ada di situ," jelasnya.

Sunarto juga mewanti-wanti para hakim mengenai godaan yang mungkin datang, terutama terkait dengan suap atau iming-iming uang. Ia mengakui bahwa godaan tersebut bisa sangat kuat, terutama jika didorong oleh kebutuhan pribadi atau keluarga.

"Godaan akan selalu ada, baik dari pihak eksternal maupun dari diri sendiri. Ada yang menawarkan uang dengan jumlah yang menggiurkan. Awalnya mungkin bisa ditahan, tetapi lama kelamaan bisa menjadi sulit. Apalagi jika dorongan itu datang dari orang-orang terdekat, seperti pasangan atau keluarga," paparnya.

Oleh karena itu, Sunarto berharap para hakim dapat menjaga integritas dan independensi mereka dengan sebaik-baiknya, serta menjauhi segala bentuk tindakan yang dapat mencoreng citra lembaga peradilan.

MA terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan integritas para hakim di Indonesia. Pembinaan dan pengawasan dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa para hakim menjalankan tugasnya dengan profesional dan bertanggung jawab. Diharapkan, dengan upaya ini, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan dapat terus meningkat.