Presiden Jokowi Tanggapi Santai Ramainya Pemberitaan Kapal 'JKW Mahakam'

Ramainya pemberitaan mengenai kapal bertuliskan 'JKW Mahakam' dan 'Dewi Iriana' yang dikaitkan dengan dirinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapan santai. Dalam pernyataannya di Solo, Jawa Tengah, Jokowi berkelakar dan mengaku senang jika inisial 'JKW' pada kapal tersebut dianggap merujuk padanya.

"Kalau ada tulisan JKW kemudian diartikan milik saya, ya senang banget saya. Alhamdulillah punya kapal," ujar Jokowi sembari tersenyum. Ia bahkan menambahkan, jika semua kendaraan dengan inisial 'JKW' dianggap miliknya, maka ia akan menjadi sangat kaya. "Nanti ada truk, ada tulisannya JKW lagi, oh itu miliknya Pak Jokowi, alhamdulillah lagi. Nanti ada pesawat ditulis JKW, miliknya Pak Jokowi lagi. Kaya rayalah saya," lanjutnya.

Menanggapi klarifikasi dari pemilik kapal yang menyatakan bahwa 'JKW Mahakam' bukanlah inisial dari namanya, Jokowi mengaku tidak merasa dirugikan. Menurutnya, banyak tulisan serupa yang bisa ditemukan di berbagai tempat. "Nah iya, berarti kan sudah ada klarifikasi. Apa lagi yang ditanyakan?. Nggak (dirugikan) Banyak kok tulisan di truk juga banyak saya lihat, ada di bus juga ada. Biasa ajalah, biasa. Tapi jangan dibelokkan, jangan dipelintir, dianggap yang tidak-tidak," tegasnya.

Pemberitaan mengenai kapal 'JKW Mahakam' mencuat setelah beredar video di media sosial yang mengklaim kapal tersebut mengangkut hasil tambang nikel dari Raja Ampat. Hal ini kemudian memicu spekulasi dan menghubungkannya dengan tokoh tertentu.

PT IMC Pelita Logistik Tbk (PSSI), pemilik kapal, telah memberikan klarifikasi bahwa 'JKW Mahakam' dan 'Dewi Iriana' adalah milik perseroan. Mereka juga menegaskan bahwa kapal tersebut tidak terafiliasi dengan aktivitas pertambangan, apalagi di Raja Ampat. Sekretaris Perusahaan IMC Pelita Logistik, Desi Femilinda Safitri, menjelaskan bahwa perseroan hanya bertindak sebagai penyedia jasa transportasi laut dan kegiatan operasional kapal dilakukan oleh penyewa berdasarkan kebutuhan logistik mereka.

Desi juga menambahkan bahwa penamaan kapal 'JKW Mahakam' dan 'Dewi Iriana' merupakan keputusan internal dan tidak dimaksudkan untuk merujuk atau mengasosiasikan dengan tokoh publik mana pun. Nama tersebut mengacu pada wilayah operasional di Kalimantan Timur, khususnya sekitar Sungai Mahakam.