Inovasi di Subang: Limbah Ikan Jadi Tepung Bernilai Ekonomi dan Sumber Energi Terbarukan
Desa Rawameneng di Subang, Jawa Barat, kini menyaksikan transformasi signifikan dalam pengelolaan sumber daya lokal. Limbah ikan, yang sebelumnya dianggap tidak bernilai ekonomis, kini diolah menjadi tepung ikan yang memiliki nilai jual tinggi. Inisiatif ini tak hanya membuka peluang usaha baru bagi masyarakat pesisir, tetapi juga mendukung kemandirian energi melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Program Desa Energi Berdikari, yang diinisiasi oleh Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bersama PT Jawa Satu Power, menjadi katalisator perubahan ini. Program ini menyasar masyarakat pesisir di sekitar wilayah operasi PLTGU Jawa-1, dengan tujuan ganda yaitu mendorong transisi energi dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga.
Chief Executive Officer Pertamina NRE, John Anis, menekankan bahwa transisi energi bukan hanya tentang penerapan teknologi canggih, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan. Pertamina NRE berupaya meningkatkan kapasitas masyarakat tidak hanya dalam hal energi baru terbarukan, tetapi juga dalam pemanfaatannya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mendorong praktik ekonomi berkelanjutan.
Desa Rawameneng, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan, sebelumnya menghadapi masalah dengan ikan rucah hasil tangkapan yang seringkali dibuang karena dianggap tidak layak jual. Namun, dengan adanya program ini, ikan rucah tersebut diolah menjadi tepung ikan yang kaya nutrisi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan untuk unggas dan ikan.
Manager Corporate Communication Pertamina NRE, Rika Gresia, menjelaskan bahwa kehadiran PLTS di desa tersebut secara signifikan mengurangi biaya produksi tepung ikan. PLTS berkapasitas 2.200 watt peak (Wp) digunakan untuk menyediakan energi bagi alat pengering ikan. Dengan memanfaatkan energi surya, KUD Mina Karya Baru dapat menghemat biaya energi dalam memproduksi olahan ikan.
Rika menambahkan bahwa program ini memberikan manfaat langsung kepada setidaknya 35 nelayan kapal kecil dan 140 nelayan anggota KUD Mina Karya Baru. Ketua KUD Mina Karya Baru, Karyono, mengungkapkan bahwa sebelum adanya program ini, ikan rucah seringkali terbuang percuma karena harganya yang rendah. Kini, tepung ikan hasil olahan mulai diminati pasar dan berpotensi dijual ke desa-desa lain yang mengembangkan peternakan ayam dan itik. Penggunaan PLTS untuk mengoperasikan mesin pengering juga menjadi faktor penting dalam menekan biaya produksi.
Selain meningkatkan pendapatan masyarakat, pemanfaatan PLTS juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, sejalan dengan target energi bersih nasional. PT Jawa Satu Power juga aktif terlibat dalam pendampingan masyarakat untuk mengembangkan berbagai produk berbasis sumber daya lokal yang ramah lingkungan, sehingga menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat secara holistik.
Daftar Manfaat Program:
- Peningkatan nilai jual limbah ikan
- Penciptaan lapangan kerja baru
- Penghematan biaya energi melalui PLTS
- Pengurangan emisi karbon
- Pemberdayaan masyarakat pesisir
- Pengembangan ekonomi berkelanjutan
Dengan inovasi ini, Desa Rawameneng membuktikan bahwa limbah dapat diubah menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi dan energi, sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.