Imam Besar Masjid Istiqlal: Bijaklah Memilah Teman, Jangan Tertipu Penampilan

Bijak Memilih Teman: Nasihat Imam Besar Masjid Istiqlal di Bulan Ramadan

Dalam ceramahnya di program detikKultum Selasa (11 Maret 2025), Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, memberikan pesan penting tentang pentingnya bijak dalam menilai orang lain, khususnya dalam memilih pergaulan. Beliau mengingatkan agar kita tidak terjebak dalam penilaian yang dangkal, hanya berdasarkan kesan pertama atau pujian semata. Prof. Nasaruddin menekankan perlunya kehati-hatian, karena penampilan yang menawan tak selalu mencerminkan kebaikan hati dan niat tulus.

Beliau menggunakan analogi yang kuat: "Jangan mengibliskan malaikat atau memalaikatkan iblis." Analogi ini menyoroti betapa mudahnya kita salah menilai seseorang. Seseorang yang memberikan pujian berlebihan, yang tampak seperti 'malaikat', mungkin sebenarnya menyimpan niat terselubung yang justru merugikan kita. Sebaliknya, kritik yang terasa menyakitkan, yang mungkin berasal dari sosok yang tampak seperti 'iblis', bisa jadi merupakan nasihat berharga yang menyelamatkan kita dari kesalahan fatal. Prof. Nasaruddin menambahkan sebuah poin penting, "Lebih banyak orang jatuh karena pujian daripada kritikan." Pujian yang berlebihan dapat membuat seseorang merasa puas diri dan terlena, menghambat proses pengembangan diri dan pertumbuhan. Sementara itu, kritik yang konstruktif, meskipun terasa pahit, dapat menjadi motivasi untuk memperbaiki diri dan meraih kesuksesan sejati.

Di bulan Ramadan, yang penuh dengan introspeksi diri, pesan Prof. Nasaruddin ini semakin relevan. Ramadan menjadi momentum yang tepat untuk merenungkan kualitas pertemanan kita. Memilih teman, kata beliau, bukan sekadar soal kenyamanan atau kesenangan sesaat, melainkan tentang memilih orang-orang yang membawa kita kepada kebaikan dan kesuksesan sejati. Prof. Nasaruddin mengajak kita untuk bijak dalam memilih siapa yang pantas menjadi sahabat dan teman dekat. Kriteria utamanya adalah kebaikan dan pengaruh positif terhadap diri kita. "Siapa yang terbaik bagi kita, jadikanlah sebagai sahabat. Semoga Allah memberkati kita dengan menunjukkan pendirian yang tangguh," demikian penutup ceramah beliau.

Lebih jauh lagi, ceramah ini mengajak kita untuk senantiasa berhati-hati dalam menilai orang lain dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat lahiriah. Penting untuk melihat esensi karakter seseorang, bukan sekadar penampilan atau kata-kata manisnya. Hal ini akan membantu kita untuk membangun hubungan yang lebih berkualitas dan bermakna, serta terhindar dari dampak negatif dari pergaulan yang salah. Semoga di bulan Ramadan ini, kita semua diberi hidayah untuk semakin mampu memilih lingkungan pertemanan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan kesuksesan kita di dunia dan akhirat. Saksikan terus detikKultum bertema "Kontemplasi Ramadan" bersama Prof. Nasaruddin Umar setiap hari jam 20.30 hanya di detikcom.

Poin-poin penting dari ceramah Prof. Nasaruddin Umar:

  • Bijak dalam menilai orang lain.
  • Jangan tertipu penampilan dan pujian semata.
  • Kritik dapat menjadi motivasi untuk berkembang.
  • Pentingnya memilih teman yang baik dan membawa kebaikan.
  • Introspeksi diri di bulan Ramadan.