Diaspora Jawa di Belanda Imbau Pelestarian Bahasa dan Budaya Jawa
Kongres Diaspora Jawa Internasional yang digelar di Gunungkidul, Yogyakarta, menjadi wadah bertemunya warga negara Belanda keturunan Jawa yang memiliki kepedulian mendalam terhadap pelestarian bahasa dan budaya Jawa.
Hank Dipokromo, seorang warga negara Belanda kelahiran Suriname, mengungkapkan motivasinya mempelajari bahasa Jawa melalui kursus adalah untuk menjalin kembali koneksi dengan akar budayanya. Ia menyuarakan keprihatinannya terhadap fenomena hilangnya penggunaan bahasa Jawa di kalangan masyarakat Jawa sendiri.
"Orang Jawa jangan hilang Jawanya," tegas Hank, menggarisbawahi pentingnya identitas budaya di tengah arus globalisasi. Pengalaman pribadinya sebagai seorang keturunan Jawa yang tumbuh besar di Belanda semakin memantapkan keyakinannya akan pentingnya melestarikan bahasa daerah.
Kisah Hank bermula ketika ia berusia 18 tahun dan pindah ke Belanda. Pertanyaan tentang identitasnya sebagai orang Belanda yang tidak berkulit putih membuatnya sadar akan jati dirinya yang berbeda. Kakeknya yang berasal dari Solo, Jawa Tengah, merupakan pekerja kontrak yang dibawa ke Suriname pada masa kolonial Belanda.
Meski keluarganya tidak berbahasa Jawa, Hank berinisiatif belajar bahasa tersebut melalui kursus. Ia menceritakan pengalamannya ketika berbicara bahasa Jawa di rumah, namun justru dibalas dengan bahasa Belanda. Kondisi serupa juga ia amati di Indonesia, di mana banyak keluarga Jawa lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari.
Sebagai seorang keturunan Solo, Hank mengaku sering mengunjungi Indonesia dan merasa bahagia mendengar percakapan dalam bahasa Jawa di berbagai daerah di Jawa Tengah. Di Belanda sendiri, ia aktif dalam komunitas keturunan Jawa yang melestarikan kesenian dan tradisi Jawa.
Jakiem Asmowidjojo, warga Belanda lainnya yang lahir di Suriname, juga mengungkapkan kebahagiaannya dapat kembali ke tanah Jawa, tempat asal kakeknya dari Blitar, Jawa Timur. Meskipun telah 15 kali mengunjungi Jawa, ia masih berupaya mencari jejak keluarganya di Blitar.
Kehadiran diaspora Jawa dari berbagai negara seperti Suriname, Belanda, Singapura, dan Thailand disambut baik oleh Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih. Ia menyampaikan rasa bangganya dan memperkenalkan potensi pariwisata serta budaya Gunungkidul kepada para peserta kongres.
Kongres Diaspora Jawa Internasional menjadi momentum penting untuk mempererat tali persaudaraan antar keturunan Jawa di seluruh dunia dan mendorong upaya pelestarian bahasa serta budaya Jawa di tengah tantangan zaman.
Daftar kunjungan Hank Dipokromo ke Indonesia:
- Untuk mengobati rasa rindu dengan tanah leluhur.
- Untuk bertemu dengan komunitas keturunan Jawa.
- Untuk melestarikan kesenian dan tradisi Jawa.
Beberapa point penting yang disampaikan Bupati Gunungkidul:
- Pantai yang indah.
- Pegunungan yang mempesona.
- Gua yang sangat indah untuk dikunjungi.