Indonesia Mengintensifkan Impor Sapi untuk Penuhi Kebutuhan Nasional

Indonesia berencana mengimpor 400.000 ekor sapi pada tahun 2025, sebuah langkah strategis untuk memenuhi permintaan domestik akan susu dan daging. Kementerian Pertanian Republik Indonesia menargetkan impor sapi ini terbagi rata, dengan 200.000 ekor sapi perah dan 200.000 ekor sapi bakalan.

Maria Nunik Sumartini, Ketua Kelompok Fungsi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Peternakan Direktorat Hilirisasi Hasil Peternakan Ditjen PKH, Kementerian Pertanian, menekankan bahwa impor ini krusial untuk menjaga stabilitas pasokan susu dan daging bagi masyarakat Indonesia. Sapi bakalan, atau sapi potong, akan dipelihara dalam jangka waktu tertentu hingga mencapai berat optimal sebelum diproses.

Sementara itu, sapi perah akan dimanfaatkan secara intensif untuk produksi susu. Saat ini, populasi sapi perah di Indonesia mencapai 546.000 ekor, yang mampu menyumbang sekitar 20 persen dari total kebutuhan susu nasional. Pemerintah berupaya untuk terus meningkatkan kontribusi ini melalui impor dan program-program pengembangan peternakan dalam negeri.

Maria menjelaskan bahwa impor sapi betina juga menjadi prioritas untuk meningkatkan populasi sapi secara keseluruhan. Sapi bakalan yang diimpor umumnya adalah sapi jantan yang akan digemukkan selama 3-4 bulan sebelum dipotong. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produksi daging dalam negeri.

Pemerintah Indonesia lebih memilih impor sapi hidup daripada daging beku. Hal ini didasari oleh keinginan untuk mengembangkan populasi sapi di dalam negeri dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian. Dengan mengimpor sapi hidup, diharapkan peternak lokal dapat meningkatkan pendapatan dan mengembangkan usaha mereka.

Target impor sapi perah hingga tahun 2029 adalah sebanyak 1 juta ekor. Hingga Juni tahun ini, sebanyak 9.700 ekor sapi telah diimpor oleh 11 perusahaan. Pemerintah terus berupaya untuk mempercepat proses impor dan memastikan bahwa kebutuhan susu dan daging nasional dapat terpenuhi.

Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat sektor peternakan Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada impor daging beku. Dengan fokus pada pengembangan populasi sapi dan peningkatan produksi susu dalam negeri, Indonesia berupaya untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan peternak.