Tragis! Anak Terlantar di Kebayoran Lama Alami Luka Bakar dan Patah Tulang Akibat Kekerasan
Kondisi memprihatinkan seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun, yang ditemukan terlantar di kawasan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengundang keprihatinan mendalam. Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, tempat anak tersebut dirawat intensif, mengungkapkan fakta yang sangat menyedihkan terkait kondisi medisnya.
Wakil Kepala Rumah Sakit (Wakarumkit) RS Polri Kramat Jati, Kombes Pol Erwinn Zainul, menjelaskan bahwa anak yang diketahui berinisial M ini mengalami serangkaian masalah kesehatan yang serius. Beberapa kondisi medis yang ditemukan antara lain:
- Patah tulang pada lengan kanan
- Dugaan infeksi tulang
- Gizi buruk
- Anemia berat
- Bekas luka bakar di area wajah
Saat ini, M sedang menjalani perawatan intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RS Polri. Tim dokter yang terdiri dari enam orang spesialis bekerja secara kolaboratif untuk memberikan penanganan terbaik bagi M. Prioritas utama saat ini adalah menstabilkan kondisi umum pasien, sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.
"Tindakan operasi untuk memperbaiki patah tulang lengan kanan akan dilakukan apabila kondisi pasien sudah cukup stabil," ujar Kombes Pol Erwinn Zainul.
Sebelumnya, M ditemukan oleh petugas Satpol PP Kebayoran Lama dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Ia tertidur di lorong pasar dengan hanya beralaskan kardus. Wajahnya dipenuhi luka bakar dan terdapat memar di bawah mata. Kasatpol PP Kebayoran Lama, Dian Citra, mengungkapkan bahwa anak tersebut diduga menjadi korban penyiksaan.
"Pagi tadi kami Satpol PP menemukan seorang anak di sekitar area PD Pasar Kebayoran Lama dengan kondisi memprihatinkan, keadaan habis disiksa," kata Dian Citra.
M kemudian dibawa ke Puskesmas Cipulir 2. Di sana, ia mengeluh lapar kepada petugas. Namun, ia juga mengungkapkan kesulitan mengunyah makanan karena sering dipukul di wajah oleh ayahnya.
Pemeriksaan medis di puskesmas menunjukkan adanya banyak luka di tubuh M. Salah satu luka paling parah adalah pada bagian bahu, di mana tulang mencuat keluar dari kulit. Petugas menduga luka tersebut disebabkan oleh tindakan kekerasan yang dilakukan secara berulang-ulang.
"Ternyata setelah dibuka ini tulangnya nongol keluar. Jadi bekas dipelintir. Itu mungkin sudah lama. Jadi sudah hitam," jelas Eko, seorang petugas yang menemukan M.
Setelah dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian, diketahui bahwa M dan ayahnya berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Mereka berangkat dari Stasiun Pasar Turi menggunakan kereta api dan tiba di Jakarta pada Selasa (10/6/2025). Berdasarkan informasi ini, polisi menduga bahwa tindakan penganiayaan terhadap M terjadi di Surabaya. Oleh karena itu, kasus ini dilimpahkan ke Bareskrim Polri untuk penanganan lebih lanjut.
"Penanganan akan diambil alih Bareskrim, karena TKP penganiayaan di Surabaya," jelas Kasi Humas Polres Jakarta Selatan, Kompol Murodih.
Kasus ini menjadi perhatian serius dan menyoroti pentingnya perlindungan terhadap anak-anak dari segala bentuk kekerasan. Pihak berwenang diharapkan dapat segera mengungkap kasus ini dan memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku.