Tim Dokter RS Polri Intensif Tangani Bocah Korban Kekerasan di Kebayoran Lama

Rumah Sakit Polri Kramat Jati telah mengerahkan tim medis yang terdiri dari enam dokter spesialis untuk menangani secara intensif seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun, yang menjadi korban dugaan kekerasan oleh ayah kandungnya di kawasan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Korban, yang diidentifikasi sebagai M, sebelumnya dirujuk dari RSUD Kebayoran Lama dan tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Polri pada Kamis malam, 12 Juni 2025. Saat ini, M tengah menjalani perawatan intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) rumah sakit.

Wakil Kepala Rumah Sakit (Wakarumkit) RS Polri Kramat Jati, Kombes Erwinn Zainul, menjelaskan bahwa pihak rumah sakit telah membentuk tim medis khusus yang beranggotakan enam dokter dari berbagai spesialisasi. Tim ini bertugas untuk memberikan penanganan medis yang komprehensif dan maksimal bagi M.

"Kami memberikan upaya perawatan intensif di PICU, dan dari Rumah Sakit Polri atas arahan pimpinan telah menyiapkan enam dokter secara berkolaborasi, untuk perawataan ini bisa maksimal," ujar Kombes Erwinn pada hari Jumat, 13 Juni 2025.

Dari hasil pemeriksaan awal, tim dokter menemukan sejumlah kondisi medis yang mengkhawatirkan pada diri korban. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Patah tulang pada lengan kanan
  • Dugaan infeksi tulang (osteomyelitis)
  • Gizi buruk (malnutrisi)
  • Anemia berat
  • Bekas luka bakar di area wajah

Kombes Erwinn menambahkan bahwa prioritas utama saat ini adalah menstabilkan kondisi umum kesehatan pasien. Tindakan operasi untuk memperbaiki patah tulang pada lengan kanan akan dipertimbangkan dan dilakukan setelah kondisi pasien membaik dan stabil.

Selain penanganan patah tulang, tim medis juga akan fokus pada penanganan luka-luka dan masalah kesehatan lainnya yang dialami korban. Penanganan ini akan dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan medis pasien.

"Pihak rumah sakit terus memantau perkembangan kondisi pasien secara berkala dan akan memberikan informasi terbaru sesuai dengan prosedur yang berlaku," jelas Kombes Erwinn.

Kondisi Korban Saat Ditemukan

Sebelumnya, M ditemukan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan di sebuah lorong di Pasar Kebayoran Lama. Ia ditemukan tertidur di atas alas kardus dengan luka bakar di wajah dan memar di sekitar mata.

"Pagi tadi, Satpol PP menemukan seorang anak di sekitar area PD Pasar Kebayoran Lama dengan kondisi memprihatinkan, keadaan habis disiksa," ungkap Kasatpol PP Kebayoran Lama, Dian Citra, kepada wartawan pada hari Rabu, 11 Juni 2025.

Petugas Satpol PP segera membawa M ke Puskesmas Cipulir 2 untuk mendapatkan pertolongan medis pertama. Di puskesmas, M mengaku lapar kepada petugas bernama Eko, namun ia kesulitan makan karena wajahnya terasa sakit akibat sering dipukul oleh ayahnya.

Hasil pemeriksaan medis di puskesmas menunjukkan adanya sejumlah luka di tubuh korban, termasuk patah tulang di bahu dengan kondisi tulang yang menonjol keluar dari kulit.

"Ternyata setelah dibuka ini tulangnya nongol keluar. Jadi bekas dipelintir. Itu mungkin sudah lama. Jadi sudah hitam," jelas Eko saat ditemui di lokasi penemuan.

Diduga Penganiayaan Terjadi di Surabaya

Setelah kasus ini ditangani oleh pihak kepolisian, terungkap bahwa M dan ayahnya baru saja tiba di Jakarta dari Surabaya. Mereka melakukan perjalanan dengan kereta api dari Stasiun Pasar Turi pada hari Senin, 9 Juni 2025, dan tiba di Jakarta pada hari Selasa, 10 Juni 2025.

Berdasarkan informasi tersebut, pihak kepolisian menduga bahwa tindakan penganiayaan terhadap M telah terjadi saat mereka masih berada di Surabaya. Oleh karena itu, penanganan kasus ini telah dilimpahkan ke Bareskrim Polri.

"Penanganan akan diambil alih Bareskrim, karena TKP penganiayaan di Surabaya," jelas Kasi Humas Polres Jakarta Selatan, Komisaris Murodih, saat dikonfirmasi pada hari Rabu.