Pria di Jambi Jadi Korban Kekerasan Akibat Tuduhan Sebagai Informan Narkoba
Seorang pria bernama Debi Sandra (38) menjadi korban penganiayaan yang brutal di kawasan Danau Teluk, Kota Jambi. Kejadian yang berlangsung pada dini hari, Kamis (5/6/2024), sekitar pukul 04.00 WIB itu, diduga dipicu oleh tuduhan bahwa korban adalah informan polisi yang membocorkan informasi terkait peredaran narkotika.
Kronologi kejadian bermula ketika Debi menerima panggilan telepon dari seorang teman wanita bernama Adis Suryani. Adis meminta Debi untuk mengantarkannya ke sebuah rumah yang terletak di RT 24, Danau Sipin. Tanpa menaruh curiga, Debi bersedia mengantarkan Adis, yang baru dikenalnya selama tiga bulan terakhir. Mereka tiba di lokasi tujuan sekitar pukul 03.30 WIB. Selama kurang lebih 30 menit, keduanya sempat terlibat dalam percakapan ringan. Namun, Debi menyadari bahwa Adis tampak gelisah dan berulang kali keluar masuk rumah.
Sekitar pukul 04.00 WIB, Debi memutuskan untuk masuk ke dalam rumah tersebut. Di sana, ia bertemu dengan dua orang pria yang tidak dikenal. Tidak lama kemudian, tiga pria lainnya mendekat dan situasi berubah menjadi mencekam. Debi mengaku bahwa ia dikurung di dalam rumah bersama kelima pria tersebut dan Adis, dengan pintu terkunci dari luar.
Dalam kondisi tertekan, Adis melontarkan tuduhan bahwa Debi adalah seorang informan polisi yang memberikan informasi terkait aktivitas peredaran narkoba. Lebih lanjut, Adis bahkan mengklaim bahwa Debi telah melakukan tindakan kekerasan terhadapnya. Tuduhan ini sontak memicu emosi dari para pelaku yang berada di dalam rumah.
"Tanpa basa-basi, saya langsung dipukul oleh salah seorang dari mereka, kemudian diikuti oleh empat orang lainnya," ungkap Debi, menceritakan pengalaman pahitnya. Meskipun Debi sempat berusaha untuk melawan, ia akhirnya tidak berdaya dan hanya bisa berteriak meminta pertolongan setelah menerima dua sabetan benda tajam di bagian kepala.
"Awalnya saya dipukul dengan tangan kosong, sempat terjadi perkelahian. Saat itu, saya berusaha melarikan diri, namun tidak bisa karena pintu rumah terkunci. Akhirnya, saya berteriak sekeras-kerasnya," lanjutnya.
Teriakan Debi rupanya menarik perhatian warga sekitar, yang kemudian berteriak dari luar rumah, mendesak agar para pelaku tidak melakukan tindakan kekerasan lebih lanjut terhadap Debi. "Setelah warga datang, saya baru menyadari bahwa kepala saya sudah berlumuran darah," ujarnya.
Debi mengaku tidak mengetahui secara pasti siapa pelaku yang telah membacoknya. Namun, ia mengenali dua orang pelaku yang membawa senjata tajam, yaitu sebuah samurai dan sebuah pisau.
Setelah mengalami pendarahan hebat, Debi berusaha pulang ke rumah dengan mengendarai sepeda motor dalam kondisi kepala yang pusing. Setibanya di rumah, keluarganya segera membawa Debi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Akibat serangan tersebut, Debi menderita luka yang cukup serius dan membutuhkan delapan jahitan di bagian kepala dan pelipis kanan. Ia telah melaporkan insiden ini kepada pihak kepolisian dan berharap agar semua pelaku yang terlibat dapat segera ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku.
Kapolresta Jambi, Kombes Pol Boy Sutan Binanga Siregar, mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait kasus ini dan sedang melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap identitas para pelaku. "Saat ini, perkara ini sedang ditangani oleh Satreskrim Polresta Jambi. Keberadaan para pelaku masih dalam proses penyelidikan," ujarnya singkat melalui pesan WhatsApp.