Upaya Peningkatan Produksi Susu Nasional Terhambat, Impor Sapi Perah Belum Optimal
Realisasi Impor Sapi Perah Belum Sesuai Harapan
Upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri melalui impor sapi perah masih menghadapi tantangan. Hingga pertengahan tahun 2025, realisasi impor sapi perah belum mencapai setengah dari target yang ditetapkan, yaitu 250.000 ekor. Program ini merupakan bagian dari strategi untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor susu, yang saat ini masih mencakup 80% dari kebutuhan nasional.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menyatakan bahwa impor sapi perah merupakan langkah penting untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri, terutama dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, realisasi investasi oleh pelaku usaha menjadi kendala utama. Pemerintah mendorong pelaku usaha untuk tidak hanya mengimpor sapi, tetapi juga berinvestasi dalam pengembangan peternakan untuk meningkatkan produksi susu secara berkelanjutan.
Tantangan Investasi dan Kesiapan Infrastruktur
"Kami mendorong dan memfasilitasi investasi ini. Masalahnya bukan pada kemauan investor, tetapi pada kesiapan lahan dan kemitraan dengan petani," ujar Sudaryono di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Meski demikian, pemerintah tetap optimis bahwa target impor sapi perah dapat tercapai. Sudaryono menyebutkan bahwa akan ada tambahan impor sebanyak 1.500 ekor sapi perah pada pekan berikutnya, dan berharap jumlah tersebut terus meningkat hingga mencapai minimal 150.000 ekor pada tahun ini. Pemerintah menegaskan bahwa program impor ini sepenuhnya didanai oleh investasi swasta, tanpa menggunakan anggaran negara.
Inisiatif Pemerintah dan Keterlibatan Sektor Swasta
Importasi sapi perah merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi produksi susu dan populasi sapi perah di Indonesia. Kementerian Pertanian telah melibatkan sektor swasta sejak awal tahun 2025 untuk mempercepat produksi susu dan daging nasional. Data dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa hingga akhir Mei 2025, sebanyak 196 pelaku usaha telah berkomitmen untuk mendatangkan hampir satu juta ekor sapi perah dalam lima tahun ke depan. Realisasi awal mencatat 9.736 ekor sapi telah tiba dari Australia melalui jalur laut dan udara secara bertahap.
Dukungan Lahan dan Kemitraan dengan Peternak Rakyat
Pemerintah menyadari pentingnya dukungan lahan untuk pengembangan peternakan sapi perah skala besar. Diperkirakan, dibutuhkan sekitar 1,45 juta hektar lahan untuk mendukung program ini. Selain itu, pemerintah juga mendorong model kemitraan antara investor dan peternak rakyat untuk memastikan distribusi manfaat ekonomi yang lebih merata.
Program percepatan produksi susu dan daging telah ditetapkan sebagai salah satu dari 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Proyek ini akan dilaksanakan di 29 lokasi di berbagai provinsi, menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.