Harga Singkong Lokal Merosot Tajam, Impor Dituding Jadi Dalang
Anjloknya harga singkong di tingkat petani menjadi sorotan utama pemerintah. Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa penyebab utama penurunan harga ini adalah membanjirnya impor singkong.
Sudaryono menjelaskan bahwa industri pengolahan tapioka cenderung memilih singkong impor karena kandungan patinya yang lebih tinggi. Hal ini membuat singkong lokal kurang diminati, meskipun produksinya melimpah. "Singkong ini sebagian besar diserap oleh pabrik. Pabrik mencari kandungan pati untuk diolah menjadi tapioka. Petani kita cenderung menanam singkong berukuran besar, namun kandungan patinya relatif rendah," ujarnya di Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Pemerintah kini berupaya mengedukasi petani untuk meningkatkan kualitas singkong yang dihasilkan. Fokusnya adalah pada peningkatan kandungan pati, bukan hanya pada ukuran dan berat singkong. "Ini menjadi pelajaran bagi petani dan penyuluh di lapangan. Kita ingin mengedukasi petani agar menanam singkong dengan kandungan tapioka tinggi, bukan hanya fokus pada berat dan jumlah," imbuhnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengambil langkah konkret dengan memerintahkan industri untuk membeli singkong petani dengan harga minimal Rp 1.350 per kilogram. Hal ini dilakukan sebagai wujud komitmen pemerintah dalam melindungi petani lokal.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah menegaskan akan menindak tegas importir singkong yang lebih memilih produk impor daripada singkong petani lokal. Menurutnya, tindakan tersebut meragukan jiwa nasionalisme para importir. "Mengimpor produk pangan lebih banyak dari produk dalam negeri, diragukan patriotismenya. Itu tandanya mereka lebih sayang petani luar," tegasnya pada Jumat (24/1) lalu.
Respons keras ini disampaikan Amran setelah mengetahui adanya aksi protes ribuan petani di Lampung yang memprotes rendahnya harga singkong akibat impor. Pemerintah bertekad untuk melindungi petani dan memastikan kesejahteraan mereka sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Berikut adalah poin-poin penting terkait permasalahan ini:
- Penyebab Utama: Impor singkong yang membanjiri pasar.
- Preferensi Industri: Industri lebih memilih singkong impor karena kandungan pati yang lebih tinggi.
- Upaya Pemerintah:
- Mengedukasi petani untuk meningkatkan kualitas singkong.
- Memerintahkan industri untuk membeli singkong petani dengan harga minimal Rp 1.350/kg.
- Menindak tegas importir yang lebih memilih produk impor.
- Reaksi Petani: Aksi protes petani di Lampung akibat rendahnya harga singkong.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah berharap dapat mengatasi permasalahan anjloknya harga singkong dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal.